September 2017 kemarin, tepat satu tahun saya kecemplung di dunia blogger, merangkak naik dari yang tadinya hanya seorang ibu penggemar kuis berhadiah (di sosial media) hingga suatu hari seorang teman baik dan juga seorang mom blogger muda belia yang usianya terpaut 10 tahun lebih muda dari saya membuatkan saya sebuah blog gratisan melalui blogspot. Blogger mahmud (mamah muda) yang saya maksud namanya Windah. Hallo Win! meskipun usianya masih hijau, Windah sangat piawai dalam menulis, hal itu dibuktikan dengan berbagai hadiah dari hasil tulisannya.
Pertama kali mengisi www.shezagista.blogspot.co.id saya sempat membuat Windah repot dan terganggu karena ulah saya, maklum newbie dan belum ada bayangan bagaimana mengelola blog dengan baik. untungnya Windah sangat sabar menghadapi saya hingga suatu hari ada job yang mewajibkan saya mengganti TLD menjadi dotcom, siapa lagi yang kurepotin selain windah. maaf ya windah...dan terimakasih sudah membuat www.indrifairy.com menjadi sebuah ladang rejeki buat saya.
Kejadiannya baru dua minggu belakangan, saya merasa awut-awutan banget, ceritanya nih saya mendaftar sebuah acara lalu mendapat email konfirmasi bahwa saya tidak terpilih, ada rasa kecewa dan sempat bertanya-tanya di dalam hati "kok bisa sih saya ngga kepilih, padahal fee cuma segitu, sebelumnya fee yang lebih besar juga nyangkut kok" ya ampun betapa sombongnya saya saat itu padahal saya sadar tulisan saya masih kurang bagus, nge-blog juga baru setahun eeh udah belagu.
Sumber Foto : @sriamriza |
Pertama kali mengisi www.shezagista.blogspot.co.id saya sempat membuat Windah repot dan terganggu karena ulah saya, maklum newbie dan belum ada bayangan bagaimana mengelola blog dengan baik. untungnya Windah sangat sabar menghadapi saya hingga suatu hari ada job yang mewajibkan saya mengganti TLD menjadi dotcom, siapa lagi yang kurepotin selain windah. maaf ya windah...dan terimakasih sudah membuat www.indrifairy.com menjadi sebuah ladang rejeki buat saya.
Sebelum menjadi blogger, saya termasuk rajin hadir di event-event Parenting dan beberapa Talkshow kesehatan lewat undangan dari komunitas tanpa dibayar, setelah menjadi blogger, saya baru tahu kalau ada beberapa event yang memberikan pengganti transport untuk blogger yang hadir selain goodiebag dan makanan. Amplopnya pun bervariasi, ada yang kecil ada yang besar, nah event berbayar ini lah yang sering diserbu oleh para blogger termasuk saya yang masih baru (newbie) begitu info job di share langsung buru-buru daftar sebelum terlambat. Intinya harus gerak cepat. Alhamdulillah sering kebagian sih...tapi sebelum daftar saya selalu lihat syarat dan ketentuan yang diminta, ngga main daftar aja mentang-mentang fee nya besar. Melihat kualitas diri sendiri juga sebenarnya, terlebih yang minta jumlah follower serta DA dan PA.
Ada yang lucu sih setiap kali nama saya terpilih di salah satu event, pasti ada aja yang japri
A : enak banget sih kepilih, pasti fee nya gede tuh!
B : aku udah lama nih ngga ada job, kamu mah enak besok kebagian job
C : aku mah ga bakal kepilih, ngga hitz gitu lho...
D : aku mah apa atuh cuma remahan rengginang
E : wah lumayan banget ikut event berturut-turut, panen dong ya!
Sambil membacanya saya sempat berpikir, seperti inikah dunia blogger? Banyak yang mengumpat teman-temannya sendiri karena rasa iri, merasa tidak nyaman jika ada orang lain yang terpilih sementara kita tidak. Padahal si A, B, C, D dan E itu juga kalau dapat job jalan sendiri alias diam-diam, dan saya ngga pernah sibuk nanya kemana dia hari ini, dapat fee berapa? Ternyata sifat iri dan kepo ini cepat sekali menular, saya terkena wabahnya. Sering kepo, nyinyir dan baper jika tidak kepilih sebuah event berbayar.
Ada yang lucu sih setiap kali nama saya terpilih di salah satu event, pasti ada aja yang japri
A : enak banget sih kepilih, pasti fee nya gede tuh!
B : aku udah lama nih ngga ada job, kamu mah enak besok kebagian job
C : aku mah ga bakal kepilih, ngga hitz gitu lho...
D : aku mah apa atuh cuma remahan rengginang
E : wah lumayan banget ikut event berturut-turut, panen dong ya!
Sambil membacanya saya sempat berpikir, seperti inikah dunia blogger? Banyak yang mengumpat teman-temannya sendiri karena rasa iri, merasa tidak nyaman jika ada orang lain yang terpilih sementara kita tidak. Padahal si A, B, C, D dan E itu juga kalau dapat job jalan sendiri alias diam-diam, dan saya ngga pernah sibuk nanya kemana dia hari ini, dapat fee berapa? Ternyata sifat iri dan kepo ini cepat sekali menular, saya terkena wabahnya. Sering kepo, nyinyir dan baper jika tidak kepilih sebuah event berbayar.
Sumber foto : Noname |
Kejadiannya baru dua minggu belakangan, saya merasa awut-awutan banget, ceritanya nih saya mendaftar sebuah acara lalu mendapat email konfirmasi bahwa saya tidak terpilih, ada rasa kecewa dan sempat bertanya-tanya di dalam hati "kok bisa sih saya ngga kepilih, padahal fee cuma segitu, sebelumnya fee yang lebih besar juga nyangkut kok" ya ampun betapa sombongnya saya saat itu padahal saya sadar tulisan saya masih kurang bagus, nge-blog juga baru setahun eeh udah belagu.
Hari berikutnya saya kembali mendaftar acara blogger yang di share di komunitas atau link job dari teman-teman di grup chat, dari mulai acara yang hanya dapat goodie bag sampai yang "dapat amplop" lalu apa yang terjadi? Beberapa teman memberi kabar bahwa mereka sudah menerima email konfirmasi dari beberapa acara, tak satupum email atau japrian yang masuk ke smartphone saya. Makin jadi deh uring-uringannya, ditambah lagi saat melihat beberapa teman blogger yang meraih banyak hadiah dari lomba blog, saya semakin meradang dan menggerutu, menganggap bahwa Allah SWT tidak adil dan tidak menyayangi saya. Astagfirullah...
Sumber Foto @fun_fresh |
Tidak ada undangan artinya saya full time dirumah, beraktifitas seperti biasanya, keluar rumah untuk mengantar Aira sekolah, les, dan mengaji. Hingga dua hari lalu saya mendapat laporan dari wali kelas Aira kalau prestasi Aira menurun dan tidak lagi menjadi juara kelas. Kabar buruk dari Ibu guru ini sempat membuat saya shock, apalagi sejak kelas 1 dan 2 Aira mendapat beasiswa karena prestasi akademiknya. Kenapa di kelas 3 ini menurun drastis? Kemudian saya telusuri penyebabnya, satu demi satu. Dan saya baru menyadari kalau semua ini kesalahan saya.
Biasanya...
Saya yang selalu mengantar Aira hingga di pintu kelas dan memberi semangat.
Saya juga yang menjemputnya saat pulang sekolah dan mengajak Aira dan Audrey bermain di taman setelah mandi sore
Saya yang menemani belajar dan membantunya membuat PR
Saya juga yang mengantarkan bekal makan siang ke sekolah saat jam istirahat
Menemani Aira menghafal Ayat Al Quran setelah sholat berjamaah dirumah
Menemani Aira menghafal Ayat Al Quran setelah sholat berjamaah dirumah
Lalu sekarang gimana?
Saat semua acara saya ambil (ada fee dan tidak), saya menyerahkan tugas antar jemput Aira ke ojek langganan. Hal ini membuat Aira tidak bergairah ke sekolah.
Aira akhirnya jajan di kantin, yang menurut saya tidak sehat karena saat makan siang saya sedang berada di event dan tidak bisa mengantar bekal.
Saat tiba dirumah, saya sudah kelelahan karena kemacetan saat perjalanan pulang sehingga malas mengecek buku sekolah Aira
Aktivitas bermain sore di luar berganti menjadi main gadget dan ini sukses bikin Aira kecanduan
Suamipun protes karena tidak ada yang membukakan pintu dan garasi saat dia pulang ( kok mirip door girl ya)
Saat Aira minta tes hafalan Surat Al-Quran nya, saya selalu bilang kalo sedang ada DL tulisan dan dia tersenyum kecut
Suamipun protes karena tidak ada yang membukakan pintu dan garasi saat dia pulang ( kok mirip door girl ya)
Saat Aira minta tes hafalan Surat Al-Quran nya, saya selalu bilang kalo sedang ada DL tulisan dan dia tersenyum kecut
Duh rasanya ingin memohon ampun kepada Allah SWT karena tidak menjaga titipannya dengan baik. Maaf ya nak, karena mengejar materi mama sering lalai, tidak melaksanakan tugas seorang ibu dengan baik. Mungkin dengan tidak terpilihnya saya di berbagai acara belakangan ini, Allah ingin mengingatkan saya bahwa masih ada yang lebih penting dan tidak boleh ditinggalkan yaitu mengurus keluarga dan ibu yang sedang sakit.
Saya ingin memperbaiki semuanya, mulai dari prestasi Aira disekolahnya dan pandai membagi waktu dengan baik. Dan yang terpenting mulai dikurangi deh sedikit demi sedikit rasa kepo, sikap nyinyir dan iri hati yang berlebihan saat sebuah job tidak berpihak kepada kita. Manusiawi sih ya jika seketika muncul rasa awut-awutan seperti itu, blogger kan juga manusia. Tetap semangat karena dunia menulis itu ternyata sangat menyenangkan.
Selalu bersyukur berapapun rejeki yang kita terima. Intinya sih tetap berprasangka baik pada Allah SWT, karena rejeki kita sudah tertakar dan tak mungkin tertukar. Jika kali ini bukan rejeki kita, mungkin kali lain Allah menggantinya berkali-kali lipat. Aamiin Ya Robbal Alamin
Selalu bersyukur berapapun rejeki yang kita terima. Intinya sih tetap berprasangka baik pada Allah SWT, karena rejeki kita sudah tertakar dan tak mungkin tertukar. Jika kali ini bukan rejeki kita, mungkin kali lain Allah menggantinya berkali-kali lipat. Aamiin Ya Robbal Alamin
Bagus curhatnya. Jadi mengingatkan kita akan tugas seorang ibu. Mencari tambahan penghasilan sih boleh saja, tapi urusan anak-anak jangan sampai keteteran ya
BalasHapusSerasa ditampar bolak-balik baca tulisan indri...Aku juga pernah ngerasain kayak gitu, ketika daftar disuatu event satupun yang lolos. Tapi intinya sabar dan ikhlas akan ketentuan rejeki dari Allah. Mengurus keluarga juga suatu rejeki lho..InsyaAllah ada balasanya ndri. Semangat yaa....
BalasHapusSabar bu indri. Semua akan indah pada waktunya. Suka deh sama quote foto yang terakhir.
BalasHapusWkwkwk kok tulisan ini bener ya , semacam atcurhat gitu. Saya suka saya suka.
BalasHapusMbaaa ini sama banget dengan aku. Kok ya sepi ternyata karena belum dapat ridho dari suami. Bekerja apapun itu, ridho dari keluarga memang penting dan harus bisa bertanggung jawab dengan kewajiban sebagai ibu dan istri.
BalasHapusDuh kakak dunia blogger yaa ...ambil yg positif yg banyak ngeluh or iri jadi Makin ngak enak hati hihih pengalaman
BalasHapustetap fokus kuter mba, menurut saya mba lebih hoki jadi kuter he he
BalasHapus