Parenting memiliki peranan penting dalam mengasuh, mendidik dan membimbing anak. Makanya jangan heran kalau para Mom jaman now selalu meluangkan waktunya untuk hadir di acara - acara bertemakan parenting demi mendapatkan pegangan dalam mengasuh putra putrinya. Dari mulai talkshow, forum diskusi hingga kulwap (kuliah via WhatsApp) parenting hadir mewarnai kehidupan para Mom.
Mom Blessy, Offline Marketing Manager Halodoc Doc : Mom Blogger Community |
The 1st HaloMoms Community Gathering yang berlangsung pada hari Sabtu lalu dihadiri oleh 40 orang Mom dari Komunitas Mom Blogger Community yang ingin mengetahui lebih banyak metode parenting yang tepat dalam mengasuh buah hati mereka. Mom Blessy, selaku Offline Marketing Manager Halodoc menyampaikan bahwa HaloMoms hadir untuk menjawab kebutuhan para Mom.
Dengan menjadi member HaloMoms kita akan mendapatkan banyak keuntungan seperti :
1. Free akses ke event gathering dan talkshow yang diselenggarakan oleh Halodoc
2. Tanya-jawab eksklusif dan konsultasi gratis di WhatsApp Grup dengan dokter Halodoc
3. Benefit menarik misalnya voucher dan harga khusus untuk HaloMoms tiap bulannya
4. Program menarik lainnya khusus di Whatsapp Group HaloMoms
3. Benefit menarik misalnya voucher dan harga khusus untuk HaloMoms tiap bulannya
4. Program menarik lainnya khusus di Whatsapp Group HaloMoms
Aplikasi Halodoc |
Selain memperkenalkan HaloMoms, di acara gathering tersebut, para Mom juga mendapatkan ilmu seputar pola asuh dari Mom Rayi Tanjungsari M.Psi, seorang psikolog yang menjadi narasumber dalam sesi talkshow. Tema yang diangkat pun sangat menarik yaitu pembahasan tentang "Helicopter Parenting".
Pertama kali mendengar kalimat ini, saya sempat bingung dan bertanya di dalam hati "adakah hubungan helikopter dengan pola asuh?" Biar enggak makin bingung, yuk kita simak penjelasan Mom Rayi tentang Helicopter Parenting
Psikolog Rayi Tanjungsari M.Psi |
Helicopter Parenting adalah pola asuh anak yang terlalu overprotective, ibarat sebuah helikopter yang terbang di atas kepala, sang orangtua hadir dan mengawasi anak mereka dalam setiap kegiatannya. Orangtua dengan kategori Helicopter Parents memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terlalu Protectif (overprotecting)
2. Reaksi berlebihan (overreacting)
3. Terlalu mengkontrol (overcontroling)
4. Memberi jadwal terlalu padat (overschedulling)
5. Menuntut akademis tinggi (overtigering)
Dalam paparannya, Mom Rayi juga menunjukkan beberapa dampak Helicopter Parenting berdasarkan sebuah penelitian, simak ya Mom
- Anak dengan orangtua helikopter lebih berpotensi untuk tidak mampu menghadapi tantangan hidup di masa depan, terutama pada lingkungan sekolah (Nicole B. Perry, PhD, from the University of Minnesota; Juni 2018).
- Cenderung memiliki masalah kesehatan di masa dewasa. (Florida State University, 2016)
- Kurang mampu meregulasi emosinya cenderung mengalami depresi,kurang puas terhadap kehidupannya. (University of Mary Washington in Virginia, 2013)
- Berpotensi kurang memiliki inisiatif dan motivasi dari dalam diri utk menjadi berhasil/sukses (University of Colorado , 2014)
Dalam paparannya, Mom Rayi juga menunjukkan beberapa dampak Helicopter Parenting berdasarkan sebuah penelitian, simak ya Mom
- Anak dengan orangtua helikopter lebih berpotensi untuk tidak mampu menghadapi tantangan hidup di masa depan, terutama pada lingkungan sekolah (Nicole B. Perry, PhD, from the University of Minnesota; Juni 2018).
- Cenderung memiliki masalah kesehatan di masa dewasa. (Florida State University, 2016)
- Kurang mampu meregulasi emosinya cenderung mengalami depresi,kurang puas terhadap kehidupannya. (University of Mary Washington in Virginia, 2013)
- Berpotensi kurang memiliki inisiatif dan motivasi dari dalam diri utk menjadi berhasil/sukses (University of Colorado , 2014)
Mom Rayi juga memberikan tipsnya agar kita tidak masuk dalam kategori Helicopter Parents, hal pertama yang harus kita lakukan adalah membangun interaksi dengan anak melalui 4 dimensi yaitu :
1. Engagement (Ketertarikan) yaitu membangun engagement melalui komunikasi, menyatakan bahwa kita senang berada di dekatnya
2. Structure (Struktur) yaitu mengajak anak melakukan permainan struktur, misalnya menyusun LEGO. Permainan ini mengajarkan si kecil agar terorganisasi
3. Nurture (Kasih sayang) memberikan kasih sayang kepada si kecil agar ia merasa berharga dan layak dicintai
4. Challenge (Tantangan) yaitu memberikan challenge positif agar anak berkembang melalui kompetensi dan keahlian
1. Engagement (Ketertarikan) yaitu membangun engagement melalui komunikasi, menyatakan bahwa kita senang berada di dekatnya
2. Structure (Struktur) yaitu mengajak anak melakukan permainan struktur, misalnya menyusun LEGO. Permainan ini mengajarkan si kecil agar terorganisasi
3. Nurture (Kasih sayang) memberikan kasih sayang kepada si kecil agar ia merasa berharga dan layak dicintai
4. Challenge (Tantangan) yaitu memberikan challenge positif agar anak berkembang melalui kompetensi dan keahlian
Gimana Mom, mudah bukan membantu tumbuh kembang si kecil agar lebih maksimal? buruan gabung menjadi member HaloMoms sekarang juga karena disana kita bisa saling sharing sesama Mom dan menikmati berbagai fasilitas yang ada. Jangan lupa kunjungi akun Instagram @halodoc ya
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke www.indrifairy.com
Jangan lupa tinggalkan komentar ^_^