Sehati TeleCTG, Teknologi Tepat Guna Ciptakan SDM Unggul, Sehat Dan Berkualitas

Rasa bahagia langsung terpancar di wajah saya dan suami ketika ibu bidan menyampaikan sebuah kabar baik tentang kehamilan saya yang ternyata sudah memasuki usia 10 Minggu. "Selamat ya bun, sebentar lagi akan ada anggota keluarga baru di keluarga, mari kita periksa kondisi janin didalam kandungan bunda" ucap Bidan Eni sambil menempelkan sebuah alat di perut saya sehingga terdengar suara degup jantung si jabang bayi.

Setelah dinyatakan sehat dan normal, saya semakin penasaran dan ingin melihat langsung calon bayi saya di dalam sebuah layar USG (Ultrasonografi), namun sayangnya hanya dokter spesialis kandungan yang punya kewenangan membacakan hasil USG dan beliau hanya praktek satu kali dalam seminggu di klinik tersebut, jadi saya baru bisa melakukan USG di kedatangan berikutnya.

Menunggu satu Minggu untuk bertemu dengan dokter spesialis kandungan rasanya begitu lama, tapi ketika saya membayangkan para ibu hamil yang berada di daerah tertinggal seperti Kupang dimana tenaga kesehatannya masih sangat sedikit, saya langsung  merasa bersyukur karena tinggal di wilayah perkotaan. Apalagi saya sempat mendengar kabar bahwa di daerah Kupang, tidak ada dokter spesialis kandungan yang standby disana selama 8 bulan dan kondisi ini tentunya dapat meningkatkan angka kematian ibu dengan faktor resiko karena 3 Telambat yaitu : 
1. Terlambat diagonosa
2. Trlambat merujuk 
3. Terlambat mendapat pelayanan di Rumah Sakit

Kemudian Sehati Grup datang membawa sebuah perubahan melalui teknologi Telehealth serta membuat alat yang berteknologi cukup baik dengan platform Telemedicine ke beberapa daerah tertinggal untuk dapat mendeteksi lebih awal para ibu hamil dengan faktor resiko, agar kematian dan kesakitan tidak bertambah jumlahnya melalui sebuah alat bernama TeleCTG.

Tentang TeleCTG (Cardiotocography)

Hari Senin 16 Desember 2019 lalu Sehati Grup penyedia solusi layanan kesehatan jarak jauh, yang diciptakan, diproduksi dan dijalankan seluruhnya oleh putra-putri Indonesia terbaik di bidangnya memperkenalkan sebuah solusi kesehatan Maternal Sehati bernama TeleCTG, teknologi ini dibuat untuk mendukung visi dan misi pemerintah Indonesia dalam membangun manusia Indonesia yang unggul, sehat dan berkualitas.

Sehati TeleCTG merupakan layanan kesehatan maternal jarak jauh terpadu, berbasis inovasi dan teknologi tepat guna, yang secara sinergis memberikan informasi lengkap dan real time mengenai kehamilan kepada para penggunanya. Alat inilah yang  akan menggambarkan hubungan antara kontraksi rahim dengan denyut nadi bayi tersebut. Berbeda dengan USG, TeleCTG bisa dikerjakan oleh bidan karena tidak perlu pembelajaran yang lama untuk mengoperasikannya.

dr. Ari Waluyo, Sp.OG, Co-Founder & Chief Executive Officer Sehati Group, Dr. H. Yusra M.Pd, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), dr. H. Deden Bonni Koswara, MM., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Mariana A. Sailana, S.Tr. Keb., Pengelola KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang

Dalam sambutannya dr. Ari Waluyo, Sp.OG, Co-Founder & Chief Executive Officer Sehati Group mengatakan, “Sehati Group lahir dari analisa kami terhadap kondisi kesehatan saat ini, di mana penurunan AKI, AKB dan stunting menjadi prioritas pemerintah. Hal penting yang perlu menjadi perhatian antara lain, pemenuhan nutrisi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan terlatih yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yang mumpuni, serta distribusi layanan kesehatan yang menjangkau hingga pelosok Tanah Air. Sehati Group, melalui solusi Sehati TeleCTG memahami hal tersebut dan membuat terobosan dalam hal layanan kesehatan untuk menjangkau bidan dan ibu hamil hingga ke pelosok-pelosok daerah. Kami percaya setiap ibu berhak menjalani kehamilan yang menyenangkan dan menenangkan, sebagai kunci generasi selanjutnya yang lebih berkualitas.”

Solusi Sehati TeleCTG terdiri dari aplikasi Ibu Sehati, Bidan Sehati, TeleCTG Sehati, Dashboard Sehati, dan Pusat Konsultasi yang dapat digunakan oleh ibu hamil, bidan, dokter kandungan, maupun pemerintah pusat dan daerah. TeleCTG juga memiliki beberapa fungsi, yaitu panduan lengkap mingguan kehamilan, deteksi faktor risiko tinggi, perhitungan kontraksi dan tendangan bayi, interpretasi hasil pemeriksaan dan konsultasi langsung dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan; serta penyediaan data realtime yang membantu stakeholder dalam membuat keputusan, kebijakan, dan proyeksi lebih lengkap.

Sehati TeleCTG

Seperti apa sih pengoperasian TeleCTG ini? di sesi demo penggunaan TeleCTG, semua tamu undangan yang hadir bisa melihat langsung bagaimana alat ini bekerja dan dapat dioperasikan dengan mudah oleh tenaga bidan, tentunya bidan tersebut harus sudah memiliki ijin dan kewenangan untuk menggunakannya. Data yang dihasilkan juga sangat lengkap termasuk suara degup jantung pada rahim yang terdengar begitu jelas.

Aplikasi ini membantu si bidan dalam mendeteksi ibu hamil dengan faktor resiko karena semua data yang sudah ada langsung masuk ke dalam dashboard Puskemas dan Dinas Kesehatan. Setelah TeleCTG dipasang hasilnya akan terkirim ke pusat pembaca di kota Bandung. Kabar baiknya, hingga saat ini solusi Sehati TeleCTG telah digunakan oleh 20.000 ibu hamil dan lebih dari 10.500 bidan di 11 provinsi dan 27 Kabupaten Indonesia, beroperasi di daerah terpencil maupun perkotaan. Salah satu Kabupaten yang telah menggunakan solusi ini adalah Indramayu dan Kupang.

Demo penggunaan TeleCTG pada ibu hamil

Menurut dr. H. Deden Bonni Koswara, MM., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu "Sehati TeleCTG telah membantu 126 bidan, 892 ibu hamil, dan mendeteksi 167 ibu hamil berisiko. Penggunaan aplikasi Sehati TeleCTG di Kabupaten Indramayu ikut berperan dalam penurunan AKI dan AKB yang cukup signifikan, yaitu AKI yang pada 2018 sebanyak 61 jiwa, menurun menjadi 34 jiwa pada 2019. Sedangkan AKB yang semula 242 jiwa pada 2018, menurun menjadi 215 jiwa pada 2019.”

Begitu juga dengan kondisi di Kupang, Bidan Mariana A. Sailana, S.Tr. Keb., Pengelola KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang mengatakan, “Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang juga telah menggunakan solusi Sehati TeleCTG di 14 puskesmas sejak Desember 2018. Dengan teknologi Sehati TeleCTG, sebanyak 47 bidan berhasil memeriksa 1.471 ibu hamil, dan mendeteksi 991 ibu hamil berisiko. Kami juga berhasil menurunkan AKI dari sebelumnya 8 jiwa menjadi 5 jiwa. Faktor risiko kehamilan yang umumnya kami deteksi adalah anemia, kehamilan terlalu dekat, serotinus, kurangnya nutrisi ibu dan usia terlalu tua.”

Bidan Mariana mendemokan TeleCTG

Pada kesempatan yang sama, Dr. H. Yusra M.Pd, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT)  hadir dan menyampaikan bahwa “Saat ini terdapat 74.954 desa di seluruh Indonesia. Sebagian besar desa berada di dalam wilayah geografis yang sulit, khususnya desa-desa di daerah tertinggal, sehingga upaya penetrasi infrastruktur dan akses layanan kesehatan cukup menantang. Meski begitu, Kementerian Desa PDTT berupaya untuk mengintervensi AKI, AKB dan stunting bekerja sama dengan pemain industri teleHealth seperti Sehati Group. teleHealth menjadi salah satu strategi kami dalam mengatasi hambatan geografis dan menjangkau ibu hamil yang berada di desa maupun daerah tertinggal".

Sebagai warga negara Indonesia, kita patut berbangga hati karena TeleCTG adalah alat pertama di dunia yang hadir dan didesain oleh anak bangsa terbaik mulai dari komponen hardware dan software yang melahirkan sebuah inovasi dan teknologi tepat guna, TeleCTG  juga diciptakan sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia yaitu dapat dioperasikan dengan tenaga batere karena masih banyak daerah di Indonesia yang belum mendapatkan tenaga listrik. Inovasi Sehati Grup ini tentunya mendukung Pemerintah Indonesia Bangun Manusia yang Unggul, Sehat dan Berkualitas dan bebas stunting.