Pernah suatu hari, saya ikut paman untuk menjual hasil kebunnya di pasar dan membayangkan bakal dapat uang banyak dari hasil penjualan sayur dan buah tersebut eh ternyata tak seperti yang dibayangkan, pedagang di pasar hanya mampu membeli dengan harga yang rendah, rasanya tak sebanding dengan jerih payah para petani.
Tapi apa boleh buat daripada disimpan dirumah dan membusuk kan? akhirnya kami tetap menerima harga yang mereka tawarkan, padahal kalau di Jakarta, harga buah seperti Pepaya, Pisang, Mentimun, Cabai dan bawang jika sudah masuk Pasar Modern atau Supermarket bisa 2x lipatnya. Sedih ya teman-teman...
Tetapi paman dan petani lainnya sepertinya tak pernah berkecil hati, mereka masih terus menggarap sawahnya meskipun virus COVID-19 sedang gencar-gencarnya melanda Indonesia. Demi menggarap lahan dan memastikan ketersediaan stok pangan pangan yang cukup, setidaknya untuk diri sendiri dan keluarganya di tengah pandemi ini. Diakui atau tidak petani adalah garda terdepan ketahanan pangan nasional meskipun ketahanan pangan tidak sekedar kecukupan bahan pokok utama saja melainkan pangan yang cukup dan beru. Lalu apa sih yang dimaksud Ketahanan Pangan?
Pengertian Ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara baik jumlah maupun mutunya. Saat ini Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan. Lebih jauh lagi, di masa pandemi COVID-19, kehidupan dan penghidupan para petani yang berada di garda terdepan untuk menjaga ketahanan pangan sangat terdampak. Oleh karena itu, mereka harus segera didukung agar ketahanan pangan dapat terjaga hingga nanti
Bango, salah satu produk PT.Unilever Indonesia, Tbk meluncurkan sebuah program bertajuk "Bango Pangan Lestari" pada hari Selasa 25 Agustus 2020 lalu secara online, menghadirkan beberapa pembicara yang terdiri dari pemangku kepentingan hingga partner kerja, mereka adalah :
- Kualitas sumber pangan yang kurang maksimal: disebabkan oleh pengetahuan petani yang masih minim, perubahan iklim yang ekstrim, dan penggunaan pestisida yang kurang bertanggungjawab sehingga mempengaruhi kualitas lahan
- Jumlah petani yang terus berkurang: masih minimnya regenerasi petani karena generasi muda lebih memilih atau diarahkan untuk bekerja di luar sektor pertanian, dan bertani belum dianggap sebagai bidang pekerjaan yang menjanjikan
- Lahan yang semakin terbatas: rata-rata luasan lahan baku sawah berkurang 650 ribu hektar per tahun (Kementan RI, 2020), hanya 31,5% atau 570.000 kilometer persegi lahan di Indonesia yang digunakan untuk pertanian (Bank Dunia, 2017), dan banyak petani yang memilih untuk menjual lahan mereka untuk dijadikan lahan pabrik atau perumahan karena dianggap lebih menguntungkan
Tak hanya itu, permintaan bahan pangan juga menurun cukup drastis, antara lain karena banyaknya bisnis Hotel, Restoran, Katering (HOREKA) yang terpaksa tutup selama pandemi, belum lagi terbatasnya proses distribusi antarkota, antar pulau dan antar provinsi.
Hernie Raharja,Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk |
Untuk melindungi kesejahteraan para petani, salah satu hal yang harus menjadi prioritas adalah memastikan kelancaran rantai distribusi pangan dari petani ke konsumen. Hal ini dapat terwujud melalui kolaborasi yang erat dari berbagai pihak. Melihat fakta ini, hingga tahun 2050 Unilever secara global berkomitmen untuk mentransformasi cara kita menanam, memproduksi, dan mengonsumsi makanan untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah. Guna mewujudkan komitmen ini, Unilever ingin berkontribusi terhadap sistem pangan yang lebih baik melalui dua hal penting, yaitu :
- Diversifikasi konsumsi makanan
Mengarahkan perubahan pola makan masyarakat menuju lebih banyak bahan pangan berbasis nabati
Memproduksi bahan makanan bergizi dan terjangkau yang memiliki cita rasa tinggi
Menawarkan bahan makanan yang terfortifikasi dengan zat gizi untuk mengatasi kesenjangan nutrisi yang mengkhawatirkan
Mempromosikan penggunaan bahan-bahan dari sumber yang berkelanjutan dan bekerja sama dengan seluruh pihak di seluruh value chain untuk mendorong keanekaragaman bahan pangan nabati
Memanfaatkan terobosan dalam hal sains dan teknologi dalam proses manufaktur dan inovasi guna memenuhi kebutuhan konsumen
- Diversifikasi produksi pangan
Unilever ingin membangun fondasi yang kuat untuk Praktek Pertanian Berkelanjutan, sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari planet yang sehat pula ke seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia
Sebagai salah satu perwujudan komitmen terhadap diversifikasi produksi pangan, Bango produksi PT Unilever Indonesia, Tbk. ingin bertindak sebagai katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan melalui penerapan pertanian yang berkelanjutan sebagai suatu sistem yang secara komprehensif mengintegrasikan aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian
"Sejalan dengan hal tersebut, Bango memperkenalkan program ‘Bango Pangan Lestari’ sebagai payung besar dari keseluruhan inisiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan,” lanjut Hernie.
Bango Pangan Lestari
Unilever memiliki komitmen global sampai tahun 2050 untuk menjadi katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan dengan menciptakan sistem pangan yang lebih baik. Guna membantu terciptanya ketahanan pangan, program BANGO PANGAN LESTARI kembali mewujudkan komitmennya meningkatkan kesejahteraan petani melalui kolaborasi dengan dua platform e-commerce yang memasarkan hasil tani dari petani lokal, yakni SayurBox dan TaniHub Group untuk bersama-sama berkontribusi dalam upaya menjaga ketahanan pangan dalam situasi pandemi COVID-19
Bango, SayurBox dan TaniHub mengajak masyarakat membeli hasil pangan langsung dari petani. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas petani Indonesia melalui berbagai pelatihan dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan, terdiri dari Pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan dan Penggalakkan regenerasi petani.
Kolaborasi ini merupakan bentuk dukungan Bango terhadap program-program Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang turut menggiatkan pemasaran komoditas pertanian secara online. Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng selaku Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI yang juga hadir dalam diskusi online menanggapi, “Di tengah pentingnya kebutuhan konsumen akan bahan pangan berkualitas untuk mencukupi asupan gizi dan melindungi daya tahan tubuh selama pandemi, pemasaran secara online seperti yang digalakkan dalam kolaborasi Bango, Sayurbox dan TaniHub Group ini diharapkan akan mampu membuka akses jual beli yang lebih luas, terbuka, dan cepat – untuk keuntungan petani maupun masyarakat.”
Agung Hendriadi juga memaparkan beberapa fakta-fakta yang terjadi di sektor pertanian Indonesia, termasuk bagaimana upaya pemerintah mendekatkan petani langsung kepada konsumen.
Rusli Abdulah selaku Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) |
Dari sisi kesejahteran petani, Rusli Abdulah selaku Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menjelaskan, “Pada masa pandemi, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak terkontraksi pada kuartal II 2020, meski tidak sebesar pertumbuhan pada kuartal yang sama tahun lalu. Di balik fakta ini, secara umum kesejahteraan petani ternyata kian tergerus. Buktinya, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) gabungan – yaitu perbandingan antara indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani – kian menurun. Di awal tahun NTP berada pada level 104,16; sementara di bulan Juli 2020 indeksnya tercatat turun menjadi 100,09. Kondisi ini tentunya membutuhkan perhatian kita semua.”
Antusiasme SayurBox dan TaniHub dalam Program Bango Pangan Lestari
Melalui www.bango.co.id/bangopanganlestari Bango mengajak masyarakat untuk membeli bahan pangan dari petani Indonesia, salah satunya melalui platform digital Sayurbox dan TaniHub Group. Website ini akan menjadi penghubung bagi masyarakat yang ingin menunjukkan dukungan mereka terhadap jerih payah petani dan berkontribusi nyata untuk membantu meningkatkan kesejahteraan mereka.
Kerja sama ini diharapkan dapat lebih memudahkan masyarakat untuk mengakses hasil tani sekaligus meningkatkan permintaan hasil tani, salah satunya melalui platform e-commerce sebagai channel alternatif.
Head of Communications Sayurbox, Oshin Hernis yang hadir dalam peluncuran online hari Selasa lalu menanggapi, “Senang sekali bahwa pihak industri seperti Unilever, dalam hal ini Bango, ikut memiliki komitmen untuk memperbaiki kesejahteraan petani. Berangkat dari persamaan visi dan misi kami, diharapkan kerjasama ini dapat lebih menyebarluaskan pentingnya membeli hasil pangan langsung dari petani, sehingga memberikan dampak yang semakin besar terhadap kesejahteraan mereka.”
Perwakilan Sayurbox dan TaniHub Grup |
Sementara antusias lain juga datang dari Aria Alifie Nurfikry, Vice President of Marketing TaniHub Group. Beliau menerangkan, “Melalui kolaborasi ini, kami akan memperluas jaringan mitra petani yang melakukan transaksi dengan TaniHub maupun yang dibantu pendanaannya oleh TaniFund, sehingga lebih banyak petani di Indonesia yang terbantu kesejahteraannya. Bersama Bango, kami juga akan menggelar berbagai pelatihan kepada lebih dari 500 petani, mulai dari cara pembuatan pupuk organik cair hingga pelatihan analisis usaha tani guna meningkatkan kapasitas petani Indonesia dalam menerapkan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.”
Nantinya, kolaborasi ini akan memperluas jaringan mitra petani sehingga lebih banyak petani di Indonesia yang terbantu kesejahteraannya. Beberapa bentuk pelatihan seperti pembuatan pupuk organik cair dan pelatihan literasi keuangan, juga akan digelar untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas petani Indonesia dalam menerapkan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan. Sukses untuk Bango Pagan Lestari
Aku juga menggunakan produk Bango mba
BalasHapusberasa ini emang pas, enak jugaa, harga terjangkau pulak.
Dan syukurlah kalau memang selama ini membantu petani Indonesia :)
Super hepiiii
Terimakasih Mak udah dukung program ini semoga sukses
HapusHarga beli di petaninya memang mnyedihkan ya, saya pun sering dengar. Semoga dengan adanya Bango Pangan Lestari ini bisa membantu menyejahterakan para petani kita.
BalasHapusAamiin, akupun berdoa semoga petani sejahtera
HapusProgram kolaborasi yg bagus. Semoga berjalan dengan lancar & benar2 berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan petani. Aamiin
BalasHapusIya mak yuk kita dukung
HapusProud Bango! Yang terbayang dari kita untuk kita ya ini agar tetap terjaga ketahanan pangan nasional apalagi dalam sikon pandemi ini.
BalasHapusPatut dibanggakan emang mak produk yang satu ini
HapusAku juga pernah denger cerita keluarga di kampung halaman yang hidup dengan bercocok tanam yah yang penting mereka bisa makan dan ada modal untuk menanam kembali. Alhamdulillah sekarang bisa dijual online ya
BalasHapusBetul, kerjasama yang saling menguntungkan
HapusKecap favorite aku banget dan rasanya mantabs apalagi kalo masak semur
BalasHapusMasak apapun tetap enak ya
HapusI am support this action. And then i am using Bango too loh. I have some stock in my cupboard
BalasHapusThankyou very much
HapusKecap bango emang favorit banget sih, teksturnya kental dan rasanya manis, suka kupakai pas masak hehe yummy
BalasHapusSemua suka kecap bango
HapusWah kolaborasinya keren! Bango sebagai merek yang sudah populer di kalangan ibu2, pas banget kolaborasi dengan Sayurbox dan Tanihub.
BalasHapusSemoga dapat mensejahterakan petani
HapusSelalu sedia kecap bango di rumah mba Aku Juga... Membeli kecap bango brarti Kita turut membantu petani Indonesia ya
BalasHapusWah sama dong kita
Hapus