"Ma, jangan lupa ya hari ini tugasku harus sampai di sekolah sebelum jam 10 pagi" ucap kakak Aira pagi itu, saya langsung melirik jam dinding di ruang makan, masih ada waktu sekitar 10 menit lagi untuk ganti baju lalu mengeluarkan sepeda motor dari garasi dan bergegas menuju ke sekolah Aira.
Ketika tiba di depan pintu gerbang sekolah kakak Aira, saya bertemu dengan Ibu Siti, salah satu penjual makanan di kantin sekolah Aira, namun karena sekolah diliburkan hingga batas waktu yang belum ditentukan, Ibu Siti akhirnya berjualan sosis bakar dengan cara berkeliling di komplek perumahan tempat saya tinggal.
"Apa kabar mama Aira?" Ibu Siti menyapa, saya menjawab pertanyaannya dengan senyum sumringah, "Baik bu Siti, tolong buatkan sosis bakar 2 pcs ya nanti saya ambil setelah mengantarkan buku ini kedalam" jawab saya.
Sambil membayar pesanan saya, Ibu Siti bercerita tentang banyak hal termasuk sulitnya memenuhi kebutuhan hidup ditengah pandemi ini. Saya berusaha menguatkan beliau sambil berpikir andai saja dapat membantunya lebih banyak. Pasti bebannya akan terasa lebih ringan.
Tak bisa dipungkiri lagi, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama 7 bulan ini membawa dampak yang begitu besar bagi perekonomian rakyat. Ribuan orang di PHK dan yang lainnya harus menutup usahanya karena pendapatan yang minim. Termasuk mereka yang mencari nafkah dengan berjualan di kantin sekolah.
Bicara tentang kantin sekolah, tetiba saya langsung teringat pada seseorang wanita hebat yang berhasil merangkul ibu-ibu di wilayah Bogor dan Depok untuk menciptakan jajanan sehat di sekolah-sekolah dasar melalui program Warung Anak Sehat. Beliau tak lain dan tak bukan adalah Ibu Atiek, Ketua Ibu Warung Anak Sehat (IWAS) Kabupaten Bogor dan Depok yang pernah saya jumpai di SDN Sukasari Bogor beberapa waktu yang lalu.
|
Ibu Atiek, Ketua IWAS Bogor |
Apa kabarnya ya ibu Atiek dan teman-temannya yang tergabung dalam IWAS binaan Danone SN? Apakah mereka juga terdampak? jIka iya, apa yang akan dilakukan Danone SN sebagai bentuk dukungannya terhadap pemberdayaan perempuan di tengah pandemi? Saking penasarannya saya langsung menghubungi Ibu Atiek via sambungan telepon, siapa tahu ada ide bagus untuk membantu Ibu Siti dan pemilik kantin lainnya dari IBu Atiek.
Alhamdulillahnya Ibu Atiek masih ingat dengan saya, kamipun ngobrol panjang lebar sampai hampir lupa waktu. Termasuk juga tentang IWAS ditengah pandemi ini, sebelum ceritanya makin melebar, aku info duu ya apa sih Warung Anak Sehat itu?
Tentang Warung Anak Sehat (WAS)
Warung Anak Sehat (WAS) sendiri adalah sebuah program sosial oleh PT Sarihusada Generasi Mahardhika yang bertujuan untuk membentuk kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bernutrisi pada anak-anak usia sekolah dasar. Tujuan diadakannya program WAS adaah
Warung Anak Sehat memulai programnya pertama kali sejak tahun 2011, dan sampai sekarang sudah menyasar ke 446 sekolah dengan total sebanyak 350 IWAS yang tergabung dari Ambon Bandung, Bogor dan Yogyakarta
Apa yang menjadi tujuan diadakannya program WAS?
- Warung Anak Sehat dibutuhkan untuk memberikan akses mudah kepada anak-anak agar bisa membeli jajanan sehat dengan harga terjangkau
- Untuk membangun kesadaran orangtua akan pentingnya hidup sehat - Meningkatkan rasa bangga wirausaha perempuan dengan mengelola kantin di dalam sekolah
- Memberikan peningkatan pendapatan bagi WAS sebagai duta perbaikan gizi anak Indonesia
Aktivitas apa saja yang dilakukan melalui program WAS?
Melalui Warung Anak Sehat, setiap IWAS akan mendapatkan pelatihan, pendampingan, dan peningkatan kemampuan bisnis yang meliputi bagaimana caranya mencatat penjualan serta keuntungan dan mendapatkan saran rekomendasi pengembangan usaha. Selain itu IWAS juga bisa mengembangkan diri menjadi pengusaha yang profesional, menjalin koneksi bisnis dengan pengusaha perempuan lainnya, sekaligus menjadi duta nutrisi yang mengedukasi pengetahuan nutrisi ke sekolah-sekolah.
Dampak Pandemi Terhadap Ibu Warung Anak Sehat
Ibu Atiek mulai bercerita bahwa banyak IWAS yang terdampak pandemi sehingga tidak bisa berjualan seperti biasanya ( di kantin sekolah). Sebagian dari mereka berdagang dari rumah masing-masing, menerima pesanan lewat sistem PO (Purchase Order) bahkan ada yang berjualan keliling dengan gerobak.
Keadaan ini tentunya tak semudah yang dibayangkan karena para IWAS harus melewati begitu banyak tantangan dan juga kendala dalam menjalankan usaha baru mereka ini. Apa sajakah itu?
- Bertambahnya jumlah penjual dibanding jumlah pembelinya, persaingan lebih ketat
- Modal terbuang jika makanan yang sudah dibuat tidak laku terjual
- Kesulitan ibu WAS menggunakan teknologi digital
- Masyarakat lebih senang membeli makanan di aplikasi online
Danone SN Berikan Edukasi Teknologi Digital Bagi IWAS
Melihat kondisi ini, Danone SN tidak tinggal diam, bersama Women Wil, Danone SN membuat program inisiatif berkelanjutan melalui edukasi pemanfaatan teknologi digital yang menunjang usaha para IWAS di tengah pandemi.
Melalui pendampingan dan pelatihan bersama 50 IWAS terpilih, mentoring dilakukan lewat Zoom Online secara serempak di 4 kota yaitu Bogor, Bandung, Yogya dan Ambon setiap hari Jumat mulai jam 13.00 - 17.00. Mereka diajarkan untuk memanfaatkan secara maksimal semua media sosial yang dimiliki termasuk cara berkomunikasi dalam memasarkan suatu produk lewat online seperti WA grup dan Instagram
Bagaimana kesan Ibu Atiek terhadap program ini? Meskipun awalnya sulit karena harus berkenalan dengan dunia digital dan sosmed namun seiring berjalannya waktu, semuanya akan indah pada waktunya. Terimakasih buat Danone SN yang telah memberdayakan wanita untuk menjadi tangguh dalam berwirausaha
Harapan ibu Atiek kedepannya, beliau ingin agar kondisi kembali normal dan rekan IWAS bisa kembali berdagang seperti dulu demi tercukupinya gizi anak bangsa melalui Warung Anak Sehat. Info lengkap tentang Warung Anak Sehat bisa bunda temukan di Facebook atau
www.sarihusada.co.id
Obrolan saya dengan ibu Atiek tersebut akhirnya membuahkan sebuah ide yang akan saya sampaikan kepada Ibu Siti, semoga mereka yang punya usaha dan sedang dimasa sulit dapat kembali bangkit dengan memanfaatkan teknologi. Begitu juga dengan Ibu Warung Anak Sehat semoga tetap berdaya di tengah pandemi ini.