Kemarin tepat pukul 1 siang saya sudah memasuki parkiran sekolah si sulung Aira yang minggu ini mendapat giliran belajar Tatap Muka Terbatas selama 3 hari yaitu mulai hari Senin hingga Rabu, sisanya dilanjutkan dengan PJJ dirumah saja untuk mencegah penularan Covid-19. Alhamdulilahnya hari ini saya datang tepat waktu saat menjemputnya karena ruang kelasnya baru saja bubaran.
Tak lama berselang, muncul dari arah kantin, 3 remaja putri yang tangan kanan dan kirinya penuh dengan makanan dan minuman, kemudian Aira masuk ke mobil setelah berpamitan dengan kedua temannya. Saya menghela nafas dan berkata padanya "Kok jajan junk food lagi sih Kak. Enggak bagus loh kalo keseringan" lalu dia mesem sambil menjawab "Boba sama hot dog nya ditraktir Keysa Mom, enggak tiap hari kok aku jajan ini"
Hati saya agak sedikit lega mendengarnya, setidaknya bekal sehat yang saya bawakan setiap hari masih menjadi menu makan siang favoritnya saat jam istirahat sekolah. Jujurly untuk urusan gizi dan nutrisi, saya memang sangat aware pada suami dan anak-anak saya, apalagi setelah mengikuti Webinar yang diselenggarakan oleh Direktorat Gizi Masyarakat pada Hari Kamis 17 Februari 2022 lalu dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional ke-62
Selama kurang lebih 2 jam saya fokus banget mencatat semua materi yang disampaikan oleh keempat orang narasumber dengan berbagai profesi dan latar belakang, ada yang hadir mewakili organisasi non profit dan ada juga yang berasal dari dunia industri. Namun semua yang hadir pada pagi hari itu sepakat untuk ber "Kolaborasi Asyik Cegah Risiko Obesitas" sedini mungkin.
Jika mendengar kata Obesitas selalu menjadi momok menakutkan bagi setiap orang yang memiliki berat badan berlebih, gangguan yang melibatkan lemak tubuh berlebihan tersebut dapat meningkatkan resiko masalah kesehatan karena kasus obesitas bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lansia (lanjut usia).
Hari Gizi Nasional ke-62 mengangkat tema "Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas", karena masalah gizi kurang atau stunting dan gizi lebih atau obesitas masih menjadi fokus kesehatan global termasuk Indonesia. Riskesdas 2018 menyebutkan prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8% .
Dari data-data tersebut terlihat masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas SDM sehingga harus dicegah dengan penerapan gizi seimbang dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan aktivitas fisik di semua kelompok umur
Narasumber |
Kolaborasi Asyik Cegah Risiko Obesitas
Materi werbinar kali ini betul-betul paket komplit buat saya dan teman-teman dari BloggerCrony, ada ilmu kesehatannya, ada juga pengetahuan lain yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh saya, baiklah biar enggak semakin penasaran, berikut ulasan Webinar HGN 2022
Cegah Stunting Sebelum Genting
Paparan pertama dibuka oleh Melinda Mastan S.Gz selaku Grants Officer Tanoto Foundation, sebuah Organisasi Non Profit yang begitu peduli akan kemajuan anak-anak Indonesia. Menurut Kak Melinda, siklus stunting terjadi multigenerasi jadi tidak hanya saat lahir saja. Pembentukan perilaku yang tidak biasa menjadi kebiasaan saat kecil terlalu memilih makanan tanpa asupan yang bergizi seimbang.
Berbeda dengan 1000 hati pertama kehidupan pada masa balita, di masa remaja lebih dikenal dengan Second Window Opportunity, dimana status gizi nya juga harus diperhatikan meskipun sudah beranjak remaja. Makanya saya big no banget kalau anak-anak jajan junkfood.
Namun di usia remaja, edukasi satu arah biasanya tidak mempan. Berdasarkan penelitian di Amerika, konsumsi junkfood pada usia remaja terjadi karena ingin punya status sosial, agar dipandang keren. Berpikir makanan itu sehat tanpa menyadari apa itu stunting dan obesitas yang mengintai.
Karena sudah tidak bisa diberitahu seperti anak kecil lagi, mereka akhirnya akan mencari tahu sendiri pesan kesehatan, apa manfaat minum penambah darah dan makanan sehat apa saja sih yang fleksibel di sekitar kita.
Melinda menambahkan "Remaja adalah agen perubahan kreatif, kekuatan mereka untuk menginfluencer orang lain akan lebih mudah, untuk itu remaja sangat berperan penting dalam pencegahan stunting. Tanoto Foundation merangkul para remaja untuk mengajak mereka berkontribusi lebih jauh lewat kampanye di sosial media, sebagian diambil dari network anak muda penerima beasiswa Tanoto Foundation yang membantu menyebarkan informasi tentang stunting".
Tanoto Fundation juga mengadakan lomba menulis dengan tema kesehatan yang kemudian semua artikel terbaik dibukukan menjadi satu dalam sebuah judul "Cegah Stunting Sebelum Genting". Melalui beberapa upaya luar biasa ini Tanoto Foundation berharap tantangan status Gizi & Stunting dapat teratasi.
Kursus Gizi Remaja dan Anemia
Paparan kedua datang dari Eriana Asri, MPH perwakilan dari Nutrition International yang memperkenalkan sebuah edukasi berbentuk Kursus Gizi Remaja dan Anemia Nutrittion International. Wah unik juga ya nama kursusnya.Menurut Eriana Asri, materi yang dibagikan pada kursus gizi berupa 15 modul yang informasi praktis bagi pengelola dan penanggung jawab program untuk mendesain dan meningkatkan program gizi remaja yang berbasis bukti.
Materi yang dikembangkan awalnya berupa Bahasa Inggris namun pada acara peringatan Hari Gizi ke-62 materi kursus tersebut resmi diluncurkan dalam Bahasa Indonesia sehingga memudahkan kita agar semakin paham untuk mempelajari tentang gizi remaja. Lalu apa saja sih ketentuan khusus kursus gizi remaja ini? tidak ada ketentuan khusus, namun ada beberapa hal penting yang harus kita ketahui bersama, yaitu :
- Kursus Gizi Remaja dan Anemia GRATIS untuk semua kalangan yang ingin belajar
- Dilakukan secara daring dan dimentoring oleh Tim Ahli Teknis NI berkelas dunia
- Dapat dikerjakan dengan kecepatan sendiri
- Pendaftaran bisa diakses melalui Giziremaja.learning.nutritionintl.org kemudian isi data diri, alamat email, username dan password.
Bagi semua peserta Kursus Gizi Remaja dan Anemia akan mendapatkan modul yang berisi video pembelajaran, penilaian pembelajaran, transkrip narasi dan referensi.
Gaya Hidup Cerdas Mencegah Dampak Panjang Stunting
Narasumber ketiga adalah Nazhif Gifary, S.Gz, M.Si seorang dosen gizi di Universitas Esa Unggul yang mengupas tuntas tentang Gaya Hidup Cerdas Mencegah Dampak Panjang Stunting. Pemaparan dibuka dengan gambar Tumpeng Gizi Seimbang yang menjadi pedoman untuk asupan nutrisi seimbang. Pak Nazhif menyarankan agar kita mengkonsumsi aneka jenis makanan sesuai Isi Piringku serta aktivitas fisik rutin setiap harinya.
Bagi yang ingin menjalankan program diet perlu dibarengi dengan olahraga, beberapa langkah penting yang harus dilakukan saat melakukan diet sehat adalah konsumsi protein rendah lemak, karbohidrat komplek, susu rendah lemak, cukup serat dan minum air putih. Sedangkan tips gaya hidup sehat ala Pak Nazhif adalah sebagai berikut :
- Konsumsi beraneka ragam makanan
- Perhatikan porsi makan
- Konsumsi sayur dan buah
- Batasi Gula, garam dan lemak
- Minum Minimal 8 gelas
- Streaching dan olahraga miniman 3kali/minggu
- Tidur cukup
Peran Industri Dalam Mendukung Gaya Hidup Sehat
Materi terakhir dibawakan oleh Ni Putu Desy Aryantini, Ph.D dari PT Yakult Indonesia. Minuman fermentasi yang tak hanya enak namun juga bermanfaat bagi kesehatan usus kita. Siapa coba yang tidak suka Yakult? pasti semuanya suka banget kan...lalu apa aja nih yang udah dilakukan Yakult untuk mendukung Gaya Hidup Sehat?
Ni Putu Desy Aryantini menjelaskan bahwa Yakult ikut berkontribusi dalam bentuk dukungan pola hidup sehat melalui media sosial yaitu berupa ajakan untuk kelola stress, melakukan aktivitas fisik setiap hari hingga mengatur jam tidur yang baik. Yakult juga melakukan edukasi ke beberapa sekolah sebelum masa pandemi berlangsung.
Berbagai kegiatan bermanfaat tersebut sudah dilakukan di beberapa kota di Indonesia seperti Jawa, Bali-Nusa, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Selain itu Yakult juga menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, menyelaraskan dengan kebijakan dan menyesuaikan dengan kapasitas perusahaan. Wah semakin salut deh aku sama perusahaan yang satu ini. Semoga bentuk kolaborasi asyik kali ini dapat mencegah dan mengurangi kasus stunting dan anemia juga obesitas sehingga Indonesia menjadi negara maju dengan generasi yang sehat dan kuat.
Mencegah stunting dan obesitas memang membutuhkan dukungan semua pihak ya ka khususnya para remaja karena mereka selain bisa lebih peduli dengan menjaga asupan gizinya, para remaja juga bisa memberikan edukasi kepada masyarakat lainnya dengan membuat konten2 kreatif yang dapat memberikan pesan kesehatan tentang stunting dan obesitas
BalasHapusSejak dini wajib di kenalkan makanan berserat, sebab jika sudah dewasa pastinya makin sulit, makanan serat bisa memperlancar pencernaan juga.
BalasHapusGenerasi tangguh tentu dambaan kita semua yaaa. Apalagi obesitas yg bisa komplikasi ke Segala penyakit lainnya
BalasHapusCegah stunting dan obesitas musti dimulai sedini mungkin, dari remaja putri yang sadar gizi.
BalasHapusJadi ingat dengan pola makan diri sendiri sebagai orangtua.
BalasHapusAnak-anak memang bagaimana kebiasaan orangtua yaa..
DAn penting untuk memahami Isi piringku agar terjaga keseimbangan dan kebutuhan gizi anak.
Nah, penting banget pengetahuan tentang obesitas ini. Masih merasa minim pengetahuan, apalagi masih suka makan apa saja yang di lidah enak.
BalasHapus