Lahir dan besar ditengah keluarga minimalis bukan suatu hal yang mudah untuk saya, pasalnya saya adalah anak pertama dan seorang perempuan tetapi harus punya bahu yang kuat, hati yang lapang serta menjadi contoh bagi adik semata wayang saya yang juga seorang perempuan. Tak hanya dalam bersikap dan bertanggung jawab, saya juga harus memberi contoh kepadanya bagaimana memperlakukan keluarga dengan penuh rasa sayang terutama kepada kedua orangtua kami.
Namun kenyataanya menjadi role model pun tak melulu sukses, ada kondisi dan situasi tertentu yang akhirnya mengharuskan saya untuk lebih mengalah dengan adik saya, contohnya saat Ayah saya harus menjalani operasi bedah tumor beberapa waktu yang lalu, semua biaya Rumah Sakit hingga proses rawat inap selama 15 hari di Rumah Sakit menjadi tanggung jawab saya. Lalu dengan ijin pak suami, saya juga diperbolehkan menemani Ayah saya hingga diperbolehkan kembali ke rumah.
Meskipun terkadang ada rasa ingin memberontak dan lelah, saya harus terus bersikap tegar. Karena bagi saya, keluarga adalah prioritas. Terlebih ketika ibu saya harus dirawat di ruang ICU selama 13 hari saat tingginya gelombang Covid-19 yang pertama, tanggung jawab beliau pun semua ada di bahu saya, mulai dari pembiayaan, proses rawat jalan hingga proses recovery di rumah kami.