Pepatah yang mengatakan "Anak perempuan pertama bahunya harus sekuat baja dan hatinya harus setegar karang" memang benar adanya, sebab seorang anak perempuan pertama kebanyakan memiliki peran sebagai tulang punggung keluarga sehingga mereka tumbuh menjadi sosok yang tegar dan mandiri dengan sendirinya, tak boleh banyak mengeluh meskipun terasa berat menjalaninya.
Sejak mulai berpenghasilan sendiri, prioritas utama saya adalah membahagiakan kedua orangtua, setiap bulannya hampir separuh gaji yang diterima, saya sisihkan untuk kebutuhan mereka, kewajiban tersebut terus berlangsung hingga saya menikah dan sudah memiliki anak, namun ketika anak kedua lahir dan saya harus resign dari kantor untuk full time mengurus rumah tangga, saya sempat bingung dan kepikiran, bagaimana kondisi keuangan saya nantinya sementara gaji suami sudah ada post-postnya sendiri yaitu untuk cicilan rumah, bayar Internet IndiHome dirumah dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Belum lagi ketika berpamitan dengan teman-teman sekantor, banyak yang sempat bilang ke saya begini "Enggak enak loh jadi IRT, bakalan sering bokek! mo beli tas branded kudu minta suami dulu hehehe..". Saya sih senyum-senyum aja. Celotehan teman-teman di siang hari itu memang sempat membuat saya maju mundur untuk resign meskipun endingnya tetap memilih resign. Tapi beneran loh! tiga bulan pertama menjadi pengangguran, saya jobless banget dan merasa menderita karena kesulitan ekonomi dan tidak ada tabungan.