Beberapa minggu yang lalu warga komplek di sekitaran tempat tinggal saya mengadakan kegiatan pengasapan fogging DBD, kegiatan tersebut dilakukan untuk memberantas nyamuk demam berdarah yang semakin meningkat populasinya ketika musim penghujan tiba. Kebetulan juga curah hujan di daerah kami mulai tinggi, jadi apa salahnya bersiap-siap untuk mencegahnya daripada mengobatinya.
Sejak memiliki anak usia Batita atau dibawah tiga tahun, satu hal yang paling saya waspadai adalah meningkatnya populasi nyamuk DBD yakni Aedes Aegypti saat musim hujan, karena biasanya anak-anak dan bayi akan lebih rentan terkena penyakit akibat imunitas mereka yang masih rendah, namun sebenarnya penyakit DBD juga bisa menyerang segala usia termasuk orang dewasa, oleh karena itulah kita harus tetap waspada.
Nah sebagai seorang ibu, penting bagi kita untuk menjaga herd imunity keluarga agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit Demam Berdarah Dengue serta lebih memahami apa itu Demam Berdarah Dengue (DBD)? Tentunya dengan cara mencari Informasi melalui Internet, penyuluhan yang ada di RT hingga Kelurahan bahkan saat ini ada situs Website yang mengupas tuntas penyakit Demam Berdarah Dengue. Kabar baik tersebut saya dapatkan dalam sebuah acara Talkshow Edukatif yang di gelar oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia pada hari Minggu 14 Mei 2023 lalu.
Bertempat di Caroline Astor Ballroom St Regis Hotel Jakarta, acara Talkshow bertema "Bincang Santai Tentang Demam Berdarah Dengue" menghadirkan 4 orang narasumber yang akan berbagi ceritanya dan ilmunya seputar Demam Berdarah Dengue, narasumber tersebut adalah :
- dr.Fita Moeslichan Sp.A, Dokter Spesialis Anak
- Ringgo Agus dan Sabai Morschek, Pasangan Selebriti
- Tika Bisono, Psikolog
- dr.Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A(K), Moderator Acara)
Tentang Demam Berdarah Dengue
Acara dibuka dengan pemaparan apa itu penyakit DBD dari dr.Fita Moeslichan Sp.A, beliau menyampaikan bahwa Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk berwarna hitam putih ini hidup di berbagai wilayah negara tropis dan sub-tropis. Jadi dimanapun kita berada, baik itu di kota maupun di desa, nyamuk tersebut dapat berkembang biak. Masih di sesi pemaparan, dr.Fita juga menambahkan bahwa penyakit DBD ternyata terbagi dalam 2 (dua) jenis penyakit Demam Berdarah yang harus kita ketahui perbedaannya, yaitu :
Bagi beberapa orang, gejala DBD yang dialami tergolong ringan sehingga sering kali disalahartikan sebagai gejala flu biasa. Gejala DBD di atas umumnya dapat berlangsung selama 10 hari, lalu sembuh dengan sendirinya namun kita perlu tetap waspada dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala DBD yang berbahaya, seperti:
- Nyeri perut parah
- Mimisan
- Gusi berdarah
- Mudah timbul memar di kulit
- Kedinginan atau menggigil
- Sesak napas
- Lemas
- Muntah terus-menerus
- Demam tinggi mencapai suhu 40°Celsius atau lebih
- Sakit kepala
Sebagai negara endemis DBD, Imdonesia mengalami peningkatan kasus yang biasanya terjadi pada awal musim penghujan. Pada tahun 2022 saja, ada 5 (lima) kota besar di Indonesia dengan kasus Demam Berdarah tertinggi yaitu Kota Bandung, Bandung, Kota Bekasi, Kota Medan dan Kota Depok. Sedangkan di tahun 2023 kasus Demam Berdarah tertinggi sampai dengan minggu ke-24 terjadi kota Denpasar, kota Bandung, Badung, Bima dan Gianyar. Data tersebut bisa kita lihat langsung melalui sebuah Website yang mengupas tuntas mengenai info lengkap tentang Demam Berdarah, yaitu https://cegahdbd.com dan instagram @cegahdbd.id
Website cegahdbd.com tersebut juga berisi Data Statistik DBD, Penyebaran DBD, Jenis-Jenis Virus DBD, Mitos dan Fakta tentang DBD hingga Cara Pencegahan DBD seperti 3MPlus, Fogging dan Vaksin. Saking lengkapnya informasi yang diberikan lewat Website tersebut, saya jadi semakin paham dan bisa membagikannya disini, yuk simak paparan berikutnya.
- Kenali Resiko Demam Berdarah
Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa menginfeksi siapa saja tanpa memandang usia, status pekerjaan, dan wilayah tempat tinggal. Seperti kisah yang dibagikan oleh Ringgo dan Sabai seputar anak kedua mereka, Mars yang pernah mengalami sakit demam berdarah tepat di usianya yang ke-13 bulan. Kejadian yang menimpa sang anak tersebut akhirnya membuat pasangan selebriti tersebut lebih aware terhadap kebersihan rumah dan melakukan berbagai pencegahan dengan 3M dan Vaksin
Berbeda dengan Ringgo dan Sabai, duka mendalam karena kehilangan buah hati tersayang pernah dialami oleh Tika Bisono MpSi Psi, Psikolog. Adalah Janika Ramadhani Putri, putri kesayangannya yang masih berumur 10 tahun itu harus direnggut oleh penyakit Demam Berdarah. Meski demikian, Tika Bisono harus mencoba untuk tegar berdiri dan berjalan kembali untuk menjalani hari-harinya bahkan kini beliau ikut memberikan dukungan kepada Pemerintah untuk memberikan edukasi seputar DBD secara luas.
Tambahnya lagi ada 7 (tujuh) Pendekar yang bisa kita andalkan untuk bersinergi memberantas penyakit DBD, mulai dari lingkungan RT, lingkungan RW, Ibu PKK, Majelis Taklim, Karang Taruna, Tokoh Musholla dan Tokoh Masyarakat, jika semuanya bekerjasama pastinya akan sangat berarti. Tentu saja dibarengi dengan penerapan 3M dan juga pengenalan lebih jauh tentang Vaksin DBD.
- Pencegahan DBD
Kasus demam berdarah dengue terjadi karena perilaku hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. DBD merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian dan dapat terjadi karena lingkungan yang kurang bersih. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah merebaknya wabah DBD. Beberapa cara tersebut adalah dengan melakukan upaya berikut ini :
1. Penerapan 3M Plus
- Menguras dan membersihkan tempat penampungan air
- Menutup tempat genangan dan penampungan air
- Mendaur ulang barang - barang bekas
- Memasang kawat antinyamuk di jendela dan pintu rumah
- Menyebarkan bubuk larvasida di tempat penampungan air
- Menanam tanaman pengusir nyamuk
- Menggunakan kelambu saat tidur
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
- Menggunakan losion antinyamuk atau menggunakan obat nyamuk dalam bentuk semprot, obat nyamuk bakar, dan elektrik
- Bergotong royong membersihkan lingkungan
2. Pengasapan Fogging
Cara lain yang dapat dilakukan untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan melakukan fogging atau pengasapan. Meski memang terbukti dapat membunuh nyamuk, namun prosedur ini bukanlah cara yang efektif dalam mencegah penyakit Demam Berdarah. Selain itu, kita juga harus waspada dampak negatif dari fogging.
3. Melakukan Vaksin Demam Berdarah
Penyakit demam berdarah kini juga bisa dicegah dengan pemberian vaksin Demam Berdarah, meskipun belum ada penelitian yang membuktikan bahwa vaksin Demam Berdarah lebih efektif daripada langkah pencegahan Demam Berdarah lainnya namun dalam acara "Bincang Santai Tentang Demam Berdarah Dengue" kemarin, pemberian vaksin bisa menurunkan resiko infeksi dan keparahan yang disebabkan oleh Demam Berdarah. Wah begitu mendengar kabar tersebut tentu saja kami semua yang hadir merasa gembira karena inovasi dalam dunia kesehatan ini begitu berarti. So...apa saja yang harus kita ketahui tentang Vaksin Demam Berdarah?
Tentang Vaksin Demam Berdarah
Berdasarkan informasi dari Website cegahdbd.com, ada empat jenis virus dengue berbeda, yang dikenal sebagai serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari keempat serotipe virus tersebut dapat menyebabkan Demam Berdarah dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda dan dapat terkena DBD lebih dari sekali. Infeksi Demam Berdarah kedua dengan serotipe berbeda dapat meningkatkan risiko terkena gejala yang lebih berat.
Oleh karena itulah untuk mengurangi penyebaran virus demam berdarah. Yang perlu dilakukan adalah perilaku hidup bersih dan sehat, penerapan prinsip 3M dan vaksinasi yang merupakan salah satu upaya pencegahan demam berdarah yaitu Vaksin demam berdarah yang telah disetujui di Indonesia menunjukkan perlindungan terhadap penyakit demam berdarah dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik
Selama ini pencegahan infeksi demam berdarah dilakukan dengan pengendalian vektor seperti anjuran 3M Plus kepada masyarakat. Namun demikian, data menunjukkan bahwa penerapan 3M Plus saja tidak cukup. Dari tahun ke tahun jumlah kasus demam berdarah terus meningkat sehingga tetap diperlukan upaya tambahan yang dapat melengkapi pengendalian demam berdarah yaitu dengan vaksinasi. Lalu apa saja yang harus diperhatikan saat akan melakukan Vaksinasi Demam Berdarah?
Berikut Q&A seputar vaksinasi Demam Berdarah
Q : Apakah perlu konsultasi dengan Dokter tentang vaksin Demam Berdarah?
A : Perlu, sebelum melakukan Vaksin demam berdarah banyam hal yang bisa kita tanyakan kepada dokter apalagi jika vaksinasi diberikan untuk keluarga kita juga, sehingga melindungi tidak hanya anak kita saja namun juga anggota keluarga yang lain.
Q : Apa yang perlu diperhatikan dalam pemberian Vaksin Demam Berdarah?
Perhatikan rentang usia, indikasi, butuh atau tidaknya screening pre-vaksinasi, dosis dan interval pemberian vaksin, efikasi dan keamanan yang tentunya dapat dikonsultasikan langsung dengan dokter
Q : Siapa yang bisa menerima Vaksin Demam Berdarah ini?
A : Di Indonesia vaksin demam berdarah diindikasikan untuk mencegah penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue pada usia anak-anak hingga dewasa yaitu untuk usia 6-45 tahun. Semoga penelitian seputar usia vaksinasi akan membawa kabar baik untuk kita semua
Dengan adanya vaksin Demam Berdarah ini menandakan era baru dalam penangganan Demam Berdarah Tonggak sejarah ini dianggap penting karena Indonesia telah lama dihinggapi wabah Demam Berdarah yang angkanya terus meningkat dari waktu ke waktu. Acara "Bincang Santai Tentang Demam Berdarah Dengue" ditutup dengan foto bersama dan Yel-Yel Demam Berdarah bersama-sama diatas panggung. Yuk cegah Demam Berdarah dengan #3MPlusVaksin
C-ANPROM/ID/QDE/0114IAUG2023
Penting banget kesadaran cegah DBD ya mba selain langkah 3 Mplus juga sekarang ada vaksin ..
BalasHapusSemoga aja dengan adanya vaksin bisa menjadi langkah konkrit utk mengurangi DBD ya mba
Sama, Mbak .. ketika merebak lagi wabah DBD, rasanya ketar-ketir karena kan nyamuk bisa datang dari mana saja.
BalasHapusUntuk belajar banyak tentang DBD ini, mudah ya sekarang, sudah banyak artikel yang bisa dibaca di internet dan rupanya ada website yang bahas khusus juga. Terima kasih infonya, Mbak Indri.
Daku pikir penyakit demam berdarah ya cuma satu, ternyata ada jenisnya juga ya. Maka perlu sih nih divaksin selain dgn pencegahan lainnya
BalasHapusBahaya banget yaa..kalau terlambat menangani.
BalasHapusDBD harus dicegah dengan cara yang tepat yakni 3M dan pemberian vaksin untuk tingkatkan imun tubuh.
Mbaaa aku sedih banget pas anakku yang baru 7 bulan kena DB pas puasa tahun ini kemarin. Ya Allah semoga kita senantiasa dalam lindungan NYa. Asli bahaya pol nih penyakit
BalasHapus