Jika dulu penyakit demam berdarah banyak dijumpai pada daerah perkotaan, kini nyamuk tersebut sudah masuk ke pedesaaan, karena nyamuk Aedes Aegypti senang berada di tempat yang bersih seperti di perumahan penduduk, berbeda dengan nyamuk malaria yang spesiesnya lebih banyak hidup di hutan-hutan. Jadi semakin banyak lahan yang dibuka untuk perumahan penduduk, populasi nyamuk Aedes Aegypti pun akan semakin meningkat
Di Indonesia kasus demam berdarah terbesar terjadi pada tahun 2016, peningkatan kasus tersebut terjadi karena keterlambatan penanganan dan shock syndrome yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dengan adanya kejadian luar biasa tersebut, upaya dan langkah apa sajakah yang telah dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus demam berdarah ini?
Jawaban dari pertanyaan tersebut saya temukan di sebuah acara Talkshow Edukatif bertajuk "Demam Berdarah di Sekitar Kita" yan berlangsung pada hari Rabu 31 Mei 2023 di Raffles Hotel Jakarta, menghadirkan beberapa narasumber yang akan berbagi ilmu dan ceritanya seputar demam berdarah, 5 (lima) orang narasumber tersebut adalah :
1. Andreas Guthknecht, General Manager, Takeda Indonesia
2. dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
3. Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, IDAI
4. Ringgo Agus Rahman, Publik Figur
5. Sabai Morschek, Publik Figur
Demam Berdarah Di Sekitar Kita
Penyakit demam berdarah pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1968 di Surabaya, narasumber pertama, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mulai berkisah. Ketika itu tenaga kesehatan masih belum menemukan penyebabnya. Namun sebenarnya sejak ditemukannya, Pemerintah Indonesia sudah mulai mencari vaksinnya, namun saat itu masih sulit ditemukan, sehingga Pemerintah mengajak masyarakat untuk melakukan berbagai upaya sebagai bentuk pencegahan demam berdarah seperti Melakukan Fogging (Pengasapan),penerapan 3MPlus (Menutup, Menguras, dan Memanfaatkan) serta pembagian kelambu dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut ternyata masih belum dapat berjalan lancar jika masyarakat tidak ikut serta menjaga kebersihan lingkungan. Karena kabar buruknya di tahun 2022 lalu masih terdapat 143 ribu kasus demam berdarah dengan angka kematian sebanyak 1237 dalam setahun dan peningkatan kasus terjadi juga pada bulan Mei 2023 di beberapa daerah seperti Bima, NTB, Bandung dan Balikpapan.
Saat ini Pemerintah kita sedang melakukan pengembangan Metode Wolbachia untuk mengendalikan dan mengurangi populasi nyamuk, dan menurut penjelasan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, beberapa negara tetangga seperti Australia, Singapura dan Malaysia sudah menggunakan Metode Wolbachia sebagai pengendali vektor atau si nyamuknya. Namun sebenarnya ada upaya lain yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit DBD yaitu dengan melakukan vaksinasi DBD yang telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan sudah melalui uji coba dan uji kelayakan
Yang Harus Diketahui Tentang Demam Berdarah
Paparan kedua diberikan oleh Dr. Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, IDAI, beliau menjelaskan bahwa "Nyamuk adalah seranggga yang paling tinggi menyebabkan kematian manusia dibandingkan hewan lain karena nyamuk bisa terbang sejauh 5-6 km. Ada 2 jenis nyamuk yang menyebabkan penyakit yaitu Aedes dan Malaria". Nyamuk Aedes Aegypti adalah vektor dari penyakit demam berdarah. Seseorang yang terkena DBD akan melalui 3 Fase yaitu :
- Fase Demam terjadi selama 3-7 hari
- Fase Kritis terjadi selama 3-7 hari
- Fase Penyembuhan terjadi pada 5-9 hari
Kebanyakan kasus demam berdarah terjadi pada anak-anak, kenapa? karena presentasi tertinggi pada tubuhnya adalah cairan, sehingga jika terjadi kebocoran, bisa lebih buruk dampaknya. Bukan hanya trombosit yang rendah, si pembuluh darah pasien menjadi seperti berlubang-lubang atau bocor, hal tersebut yang dapat menyebabkan shock syndrome. Namun meskipun pasien dalam kondisi shock mereka tetap bisa berjalan, oleh karena itu kita tetap harus waspada.
Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) menambahkan bahwa angka kematian DBD di Indonesia belum bisa ditekan seperti Singapura dan Thailand karena di setiap 3mm air bersih yang menggenang bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes tersebut. Begitu juga jika semakin banyak membuka tempat baru bagi manusia maka akan semakin luas penyebaran virus dengue.
Cegah DBD Dengan 3M Plus Vaksin
Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang jumlah penderitanya semakin meningkat dan penyebarannya semakin luas. Di tahun 2023 ini Pemerintah berharap kasus DBD dapat ditekan hingga 0,6% dengan upaya vaksinasi DBD. Vaksin tersebut akhirnya muncul karena kasus DBD sudah meluas ke negara maju seperti di Amerika (Mexico dan Amerika latin).
Bicara tentang vaksin, Andreas Guthknecht, General Manager, Takeda Indonesia menyampaikan kepeduliannya dan mengajak masyarakat untuk terus melaksanakan upaya pencegahan penyakit DBD dengan melakukan 3MPlus dan Vaksinasi. Begitu juga dengan pasangan artis Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morschek yang pernah mengalami kepanikan ketika anak kedua mereka terkena DBD. Oleh karena itu saat ini mereka sudah melakukan vaksinasi DBD untuk mengurangi resiko terkena lagi karena virus DBD dapat menyebabkan infeksi berulang.
Demam berdarah adalah penyakit yang bisa dicegah dengan Vaksinasi, Vaksin DBD tersebut melengkapi perlindungan dari penyakit demam berdarah jadi tidak hanya 3MPlus (Menutup, Menguras, dan Memanfaatkan), tetapi 3MPlusVaksin. Vaksin DBD yang saat ini beredar telah direkomendasikan oleh BPOM dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan telah melalui pengembangan vaksin pada 20 ribu pasien atau partisipan di negara endemi.
Mengapa Vaksinasi Demam Berdarah Begitu Penting?
Seluruh vaksin yang telah disetujui dan tersebar di masyarakat telah menjalani serangkaian proses uji coba yang rumit dan ketat sehingga keamanan vaksin dapat dipertanggung jawabkan. Inovasi dibutuhkan untuk memperkuat pencegahan Dengue seperti vaksinasi dan Wolbachia. Vaksin dengue sangat diperlukan untuk mengendalikan Dengue dimasa depan dengan vaksin yang aman dan efektif
Begitu juga dengan Imunisasi yang merupakan komponen kesehatan primer dan hak kesehatan manusia yang tak terbantahkan. Vaksinasi menyelamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit dan mencegah 2-3 juta kematian setiap tahunnya. Vaksin demam berdarah kini dapat diberikan pada anak tanpa melihat riwayat demam berdarah sebelumnya
Pemberian vaksin dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak 3 bulan. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko terjadinya DBD yang lebih parah jika anak terinfeksi lagi. Untuk menentukan perlu atau tidaknya anak divaksin, sebaiknya berkonsultasi dulu ke dokter agar lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping yang serius. Yuk! Lindungi keluarga dari penyakit DBD dengan vaksinasi
#Ayo3MPlusVaksin
C-ANPROM/ID/QDE/0139|AUG2023
Ya ampun jauhkan lagi dari sakit Demam Berdarah ini, cukup sekali seumur hidup buatku memang lama mba pemulihannya hampir sebulan aku ga masuk kerja karena sakit ini. Aku baru tahu ada vaksin DB
BalasHapusKebayang rasanya pas kena DB semoga ga terjadi lagi karena sekarang sudah ada vaksin
HapusWah bagus sekali vaksinasinya, bisa cegah kematian 2-3 juta tiap tahunnya dan selamatkan 5 nyawa tiap menitnya ! Mampu bantu lindungi keluarga dari penyakit DBD nih...Secara aku sendiri punya pengalaman suami kena DBD rawat inap 8 hari dan itu khawatirnya sudah bukan main...
BalasHapusPenyakit yang satu ini memang mematikan jika ditangani dengan terlambat
HapusKerasa banget sekarang banyak nyamuk lho di rumah. Kegiatan fogging juga makin banyak dilakukan di perumahan. Sebaiknya memang kegiatan 3 M itu harus digalakkan kembali oleh warga kita ya
BalasHapusKirain dirumah aku aja yang banyak nyamuk ternyata ditempat lain juga bnyk ya
Hapusdengan vaksin peluang dalam pencegahan penyakit besar juga, terlebih dengan diimbangi pola hidup sehat dan 3M ya mbak. Kuy cegah DBD
BalasHapusUdah ada beberapa RS yang menyediakan vaksin DBD
HapusNgeri banget ya kalau sampai anak yang kena DBD. Harus semakin perhatiin kebersihan lagi. Tertib sama 3M. Syukur-syukur bisa divaksin. Supaya semakin komplit perlindungannya.
BalasHapusIya nih sampai saat ini masalah DBD masih menakutkan bagi sebagian orang, padahal sudah melakukan banyak cara termasuk 3M untuk mencegah dan agak terhindar dari DBD tapi memang ada musim-musim tertentu di mana vektor nyamuk DBD berkembang biak sangat cepat, semoga vaksin DBD bisa segera direalisasikan sebagai salah satu vaksin wajib terutama untuk anak-anak.
BalasHapusMakanya pengen buru-buru bawa keluarga vaksin
HapusKalau musim.pancaroba dbd menjamur dimna2 ya mb bkin ngeri makanya jangan sampai deh keluarga sampe kena dbd aku soalnya dah pernah kena dan rasanyaa gk enak bngt makanya butuh melakukan3M dan vaksinasi biar tambah tubuh ada imunitasnya buat cegah dbd
BalasHapusYuk segera lakukan vaksin
HapusAku tuh paling ga tenang klo pas demam anak walau hanya sekedar demam yang nyerang karna Vaksin saja tp yang nama nya demam bikin anak kadang ga nyaman, dan waji memang untuk 3M kalo perlu Vaksin nya juga kan
BalasHapusSetuju mom jika sudah ada vaksin sebaiknya di segerakan
HapusMasih suka takut kalau dengen kasus DBD ini, dibutuhkan pencegahan dengan melakukan 3M dan juga vaksinasi untuk mencegah terkena DBD.
BalasHapusAkupun masih deg2an karena DBD ga hanya musim hujan aja
HapusMantap sekali sekarang udah ada vaksin DBD juga. Emang DBD itu bikin was-was deh. Apalagi sekarang lagi musim kawin nyamuk. Banyak banget nyamuknya. Harus over protektif nih kita.
BalasHapusBetul mba, selain 3M udah ada vaksin juga ya
HapusAhh aku belum sempet nih bawa anak aku untuk vaksin DBD. Coba aku cek ketersediannya di Rumah Vaksinasi terdekat hehehe. Semoga ada dan cuss pas bisa bawa anak-anak yaa.
BalasHapusIya aku juga blm sempat bawa anak vaksin tapi udah cek ketersediaan di RS dekat rumah
Hapus