Setelah mengandung dan melahirkan seorang anak, tugas orangtua selanjutnya adalah membesarkan dan memberikan pendidikan untuk anak-anaknya, mulai dari pendidikan di lingkungan rumah yang akan menjadi sebuah pondasi agar mereka siap bersosialisasi di masyarakat termasuk di lingkungan sekolahnya sebab tak bisa dipungkiiri lagi jika orangtua adalah guru sejati dan guru pertama untuk anak-anaknya. Namun seorang anak juga butuh berinteraksi dengan dunia luar untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuannya, oleh karena itu mendapatkan pendidikan di sekolah dari seorang guru juga sangatlah penting
Sebagai ibu dari 3 (tiga) orang anak, dimana 2 diantaranya sedang berada di usia sekolah, tentu saja saya sudah merasakan betapa hectic nya momen hunting sekolah anak-anak sejak mereka masuk Sekolah Taman Kanak-Kanak hingga ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan tidak sampai setahun lagi, di tahun 2024 nanti si sulung akan memasuki jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Itu tandanya mulai dari sekarang saya sudah harus bersiap-siap untuk melakukan survey ke sekolah-sekolah SMA demi mencari sekolah yang sesuai dan tepat.
Bagi saya dan suami, arti kata sesuai disini mengandung banyak makna, untuk itu jauh-jauh hari sebelum tahun ajaran baru dimulai, kami sudah mulai sibuk mencari sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat anak, sesuai dengan keuangan kami dan memiliki lokasi yang tidak begitu jauh dari rumah. Sedangkan kata tepat lebih kepada memilih sekolah yang berkualitas dengan ragam fasilitas hingga kurikulum yang digunakan juga harus diteliti agar tak salah pilih lembaga pendidikan. Sekolah yang berkualitas tak sekedar mengembangkan kecerdasan intelegensi siswanya. Idealnya lembaga pendidikan mampu mengembangkan potensi atau bakat dan minat setiap anak. Bila diolah sejak dini, potensi itu akan menjadi kompetensi sehingga anak mampu berdaya saing.
Saat ini begitu banyak lembaga pendidikan mengklaim bisa memberi pendidikan yang terbaik dengan beragam kurikulum maupun metode pengajaran. Orangtua pun bisa lebih leluasa memilih sekolah, baik yang menawarkan kurikulum nasional, nasional plus maupun yang mengadaptasi kurikulum internasional. Namun sejujurnya hingga saat ini saya masih bingung perbedaan antara Kurikulum Cambridge dan International Baccalaureate (IB), diantara kedua kurikulum ini, mana sih yang paling baik? Karena saya tak ingin salah pilih terlebih dalam urusan pendidikan anak.
Berbagai tanda tanya seputar kedua kurikulum tersebut akhirnya terjawab dalam acara Webinar bertajuk "Cambridge vs IB, Which One Is Better?" yang digelar oleh Sinotif pada hari Sabtu 30 September 2023 dengan narasumber Ibu Nina Francesca F Genardo selaku Secondary Principal Stella Maris Internasional School Gading Serpong. Sinotif sendiri adalah Bimbel Live Interaktf spesialis eksakta yang telah sukses membimbing lebih dari tiga puluh ribu siswa sekolah dengan kurikulum Nasional, Nasional Plus & Internasional.
Sebagai salah satu Bimbel kurikulum Inter yang mempunyai misi menciptakan generasi muda yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia yang semakin kompetitif, Sinotif secara rutin menggelar webinar untuk mengedukasi orangtua baik orangtua dari siswa yang sudah mengikuti bimbel ataupun peserta umum dan webinar ini secara gratis alias free. Dan kali ini saya beruntung sekali bisa bergabung dalam webinar yang materinya betul-betul menambah insight para orangtua.
Baca Juga : Sinotif Indonesia Rekomendasi Tempat Bimbel Online Terbaik
Acara Webinar dibuka oleh Ms Tati perwakilan dari Sinotif yang juga menjadi Host pada siang hari itu dan tentunya ada Ms Nina seorang Kepala Sekolah yang juga ikut mengajar di Sekolah Stella Maris selama 7 tahun belakangan ini dengan 2 (dua) jenis kurikulum Internasional tersebut. Nah mumpung ada Ms Nina, yuk kita gali lebih dalam apa saja sih perbedaan dan persamaan kurikulum Cambridge dan International Baccalaureate (IB) tersebut?
Mengenal Kurikulum Cambridge International & International Baacalaureate (IB)
Salah satu alasan penerapan kurikulum internasional di Indonesia adalah berubahnya standar dan ekspektasi dari orang tua yang mungkin ingin anaknya melanjutkan studi di luar negeri. Oleh karena itu, sekolah internasional sering kali menjadi acuan dengan penerapan kurikulum global yang diakui memiliki sistem pendidikan yang lebih berkualitas. Ada 2 (dua) kurikulum yang bisa menjadi pilihan bagi para orangtua terkait pendidikan anak, yaitu sebagai berikut :
Cambridge International adalah kurikulum sekolah internasional yang diperkenalkan oleh Cambridge Assessment International Education, penyedia kurikulum dari Inggris yang memiliki kualifikasi internasional yang diakui secara global. Bertujuan untuk mendorong anak agar fasih berbahasa inggris maupun Indonesia, kemampuan public speaking akan sangat diasah dalam kurikulum ini sehingga anak lebih percaya diri untuk berbicara di depan umum. Kurikulum Cambridge International mengelompokkan jenjang belajarnya menjadi 4 bagian yang disebut Cambridge Pathway, di antaranya:
- Cambridge primary – Diperuntukkan bagi anak berusia 5-11 tahun, para murid akan diarahkan untuk mencapai hal-hal yang seharusnya bisa dicapai di usia awal (primary education) melalui mata pelajaran English, mathematics, science, Cambridge Global Perspectives dan information and communications technology.
- Cambridge lower secondary – Diperuntukkan bagi anak berusia 11-14 tahun, program yang berlangsung selama tiga tahun ini bertujuan untuk mengembangkan dan mendalami keterampilan para murid lewat English, mathematics dan science.
- Cambridge upper secondary – Diperuntukkan bagi anak berusia 14-16 tahun, tahap ini merupakan lanjutan dari Cambridge Lower Secondary dimana murid dapat memilih di antara 2 program: Cambridge IGCSE dan Cambridge O Level. Perbedaannya terletak pada sistem penilaian dan jumlah mata pelajaran yang dapat dipilih untuk ujian.
- Cambridge advanced – Diperuntukkan bagi anak berusia 16-19 tahun, tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan para murid untuk masuk ke universitas. Pada tahap ini, murid juga dapat memilih di antara 2 program: Cambridge International A & AS Level dan Cambridge Pre-U.
B. Kurikulum International Baacalaureate (IB)
Sistem pendidikan di Indonesia kian berkembang dengan adanya kurikulum berstandar Internasional. Setelah berkenalan dengan kurikulum Cambridge, kini saatnya kita mengenal lebih dekat dengan International Baacalaureate (IB) atau yang biasa disebut dengan IB, kurikulum sekolah Internasional yang berasal dari Jenewa, Swiss. Kurikulum ini memiliki tujuan untuk mendorong setiap murid agar mencintai proses belajar – tak sekedar belajar untuk mencapai suatu tujuan, namun juga menikmati proses belajar dengan menyenangkan
Kurikulum IB juga mendorong para muridnya untuk memiliki wawasan global, kreativitas, kemampuan mengembangkan emosi, intelektualitas dan kemampuan sosial yang baik. Untuk mewujudkannya, IB memiliki 4 program, yaitu:
- Primary years programme (PYP) – Diperuntukkan bagi anak berusia 3-12 tahun, program ini terdiri dari 6 mata pelajaran: language, social studies, mathematics, arts, science dan personal, social and physical education. Pada program ini, PYP bertujuan mengajarkan para murid agar aktif, peduli, mudah beradaptasi dan saling menghormati satu sama lain.
- Middle years programme (MYP) – Diperuntukkan bagi anak berusia 11-16 tahun, program ini bertujuan untuk melatih para murid menghubungkan semua yang telah dipelajari melalui ketertarikan dan akademik menjadi praktik nyata. Materi yang diajarkan dalam MYP meliputi language acquisition, language and literature, individual and societies, mathematics, design, arts, science dan physical and health education.
- Diploma programme (DP) – Diperuntukkan bagi anak berusia 16-19 tahun, program yang berlangsung selama dua tahun ini bertujuan untuk mempersiapkan para murid untuk masuk ke universitas. Pada program ini, murid dapat memilih 3 mata pelajaran yang disukai dan mempelajarinya lebih dalam dari 6 mata pelajaran wajib: studies in language and literature, language acquisition, individuals and society, sciences, mathematics dan arts.
- Career-related programme (CP) – Juga diperuntukkan bagi anak berusia 16-19 tahun, program yang baru mulai diterapkan pada tahun 2012 ini lebih berfokus pada karier murid di masa depan. Untuk bisa mengikuti program ini, murid harus menyelesaikan minimal 2 kurikulum IB DP courses terkait dengan bidang karier yang diminati.
Komponen-komponen IB
Setiap pelajar akan diperkenankan untuk memilih 6 mata pelajaran dari bidang matematika, seni, pelajaran sosial, bahasa serta pengalaman eksperimental. Penilaian setiap mata pelajaran akan dibagi menjadi 3 komponen yaitu:
- Extended Essay
Para pelajar akan diberikan sebuah topik dan diminta untuk meyelesaikan essay (sejenis makalah) sepanjang 4000 kata. Untuk menyelesaikan tugas ini, para pelajar harus melalukan penelitian, baik melalui artikel, jurnal, survei, dan metode lainnya yang sesuai dengan mata pelajaran yang diambil. Disini para pelajar dituntut untuk mandiri, menerapkan ilmu yang telah mereka pelajari untuk membahas dan menganalisa topik yang diberikan.
Proses penyelesaian extended essay ini sangat membantu para pelajar untuk menyesuaikan diri dengan perkuliahan sarjana. Karena sema perkuliahan sarjana, tugas seperti ini akan diadakan bagi semua mata kuliah sebagai bagian dari proses penilaian.
- Theory of Knowledge (TOK)
Proses ini membahas 6 bidang, yaitu etika, sejarah, seni, matematika, sains dan ilmu sosial. Disini para pelajar dilatih untuk mengemukakan pendapat, argumen, disertai dengan teori-teori yang telah mereka pelajari, atau didukung oleh berita-berita relevan yang pernah mereka baca (baik dari artikel, televisi, jurnal dan lain-lain).
Disini para pelajar akan diuji seberapa mereka memahami pelajaran yang telah mereka pelajari, dan seberapa bisa mereka menerapkannya dalam menganalisa dan menyelesaikan kasus nyata yang terjadi di dunia atau dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap pelajar bisa saja memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu masalah. Sering kali jawaban tidak dinilai dari benar dan salah, tetapi melalui bagaimana para pelajar menyampaikan sudut pandang mereka danbagaimana para pelajar menyampaikan dan memperkuat argumen mereka. Dari sini selain bisa melihat seberapa dalam para pelajar memahami konsep pelajaran yang disampaikan, emosi tiap pelajar juga bisa dilihat dan dinilai.
- CAS (Creative, Action, Service)
CAS merupakan suatu proyek yang dilakukan di luar kelas. Para pelajar bisa memilih sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ambil. Misalnya untuk mata pelajaran ilmu sosial, pelajar bisa membuat proyek “mengatur acara donor darah”, atau “mengedukasi masyarakat akan pentingnya pendidikan” dan lain sebagainya.
Setelah menentukan topik yang diinginkan dan sesuai dengan mata pelajaran, maka pelajar harus mengatur pelaksanaan proyek. Hal ini melatih pelajar untuk terjun ke lapangan, mengadakan interaksi dengan orang-orang, mengadakan survei dan penelitian, kemudian menyampaikannya dalam laporan. Dengan demikian, para pelajar akan lebih terbuka wawasannya dan berkesempatan untuk menerapkan teori-teori yang mereka pelajari di kelas dalam dunia nyata.
Kesimpulan
Dari paparan materi yang diberikan oleh Ms Nina, kedua kurikulum Internasional yang sudah diterapkan tersebut memiliki beberapa perbedaan terutama dalam teaching style. Kurikulum Cambridge International sering disebut old style karena sangat terstruktur, metode pengajaran berpedoman pada buku dan ada 5 kelompok mata pelajaran yang dipelajari di kurikulum ini yaitu Bahasa, IPS, IPA, Matematika dan Seni (Art). Guru-guru yang mengajar di kurikulum ini harus berpedoman pada buku. Di Sekolah Stella Maris, kurikulum Cambridge digunakan pada jenjang SD hingga SMP. Keunggulan dari sisi akademis kurikulum Cambridge jauh lebih tinggi oleh karena itu sering disebut sebagai Academy Excelent
Sedangkan kurikulum International Baacalaureate (IB) ada 6 (enam) kelompok pelajaran yaitu bahasa ibu dan bahasa asing (Inggris, Jerman, Mandarin, indonesia), IPS, IPA, Matematika dan Seni (Art). Teaching style IB terdapat struktur kurikulum tapi tidak menggunakan buku dalam metode pembelajaran, IB lebih menekankan observasi karena ilmu bisa didapat dari manapun dengan melakukan research dimanapun. IB memiliki tingkatan belajar yaitu High Level dan Standar Level. Yang membedakannya disini adalah high level lebih sulit, materi pelajaran lebih banyak dengan jam belajar lebih panjang. Keunggulan dari kurikulum IB adalah anak-anak menjadi lebih kreatif karena critical thinking mereka lebih terasah.
Untuk proses penilaian juga sangat berbeda, Cambridge menggunakan abjad A-G dimana A adalah nilai tertinggi. Sementara IB menggunakan angka 1-7 dimana nilai tertinggi adalah 7. Bagi anak-anak yang berasal dari sekolah Nasional tetap bisa mengikuti pelajaran di kurikulum Internasional namun tentunya butuh adaptasi. Nah soal biaya yang harus dikeluarkan jika kita memilih sekolah Internasional, tentunya tidak sedikit ya, oleh karena itu persiapan budget juga harus dipersiapkan dengan matang.
Sebelum menutup paparannya, Ms Nina berpesan bahwa semua kurikulum tersebut bagus dan sudah diterapkan disekolah-sekolah di dunia, namun keberhasilan pembelajaran tergantung pada anak-anak kita, apakah sesuai dengan bakat dan minatnya juga kemauannya dalam belajar. Dukungan orangtua juga sangat penting untuk mendampingi proses belajar anak, selama dibutuhkan, dukungan bimbel juga sangat membantu anak dalam belajar, apalagi pelajaran jaman now lebih sulit dari jaman kita sekolah dulu.
Saya pribadi sangat setuju dengan pesan Ms Nina tersebut, kurikulum apapun yang kita pilih untuk anak harus menjadi keputusan yang tepat karena berkaitan dengan masa depan anak-anak. Setelah acara webinar Sinotif ini saya semakin tercerahkan untuk memilih sekolah yang tepat untuk anak-anak. Bagi ayah dan bunda yang ingin mengikuti webinar sinotif seputar pendidikan anak, pantau terus akun Instagram @sinotif.official untuk informasi terbarunya.
Sumber Tulisan : Webinar Sinotif, www.mothercare.co.id
menurutku keduanya sama-sama bagus ya mbak. karena kurikulumnya sudah dirancang sedemikian rupa. tinggal disesuaikan dengan kebutuhan anak.
BalasHapusWow .. baru tahu kurikulum Cambridge itu ternyata dimulai dari tingkat dasar ya. Hm ... jadipenasaran, di kota saya apakah sudah ada yang menjalankan belum yaa ...
BalasHapusSenang sekali membaca kurikulum yang digunakan di pendidikan di Indonesia.
BalasHapusTapi pastinya ini diterapkan di sekolah swasta ya.. Dan Sinotif menggunakan keduanya untuk membantu belajar anak sekarang agar lebih memahami karakter belajar yang menyenangkan.
Sebenernya masalaj kurikulum ini penting sekali untuk keberhasilan pendidikan, sayangnya suka gonta ganti jadi guru sendiri bingung harus seperti apa. Kurikulum internasional bisa diterapkan di Indo, asalkan semua elemen nya mendukung jadi bisa tercapai tujuan kurikulumnya..
BalasHapusTernyata perbedaannya cukup signifikan ya. Dari segi penilaian kurikulum kita sendiri kadang ganti2 juga sih, dulu pakai angka, sekarang pakai huruf
BalasHapusKalau orang bilang kurikulum Cambridge rasanya sudah final sampai pada kata bagus. Ternyata termasuk old school dan saya tiba-tiba setuju karena memang kan sudah lama, ya.
BalasHapusIB lebih inovatif jadinya
Suatu kurikulum pastinya ada plus minusnya kalau menurut aku pilih aja yg kelebihannya paling banyak dan anak mudah mengertinya
BalasHapuskeren juga ya sistem kurikulumnya. Aku ga mudeng sama kurikulum merdeka saat ini malahan. Suka heran kenapa malah ga ada PR ya?
BalasHapusdua kurikulum internasional yang sama de best-nya ya.
BalasHapusTinggal sesuaikan nih bakat dan minatnya ke arah mana, dan semoga bisa dukung pendidikan kita lebih maju
Di kotaku masih jarang banget yang menerapkan kurikulum cambridge. Tapi apapun kurikulumnya, punya plus minus ya mbak. Tergantung bagaimana penerapannya jg nantinya.
BalasHapusMenurutku keduanya bagus, tinggal disesuaikan sama anaknya aja, minat dan bakatnya mau ke mana....
BalasHapus