Menjadi seorang wanita sekaligus ibu dari dua orang remaja putri membuat saya sangat corcern terhadap kesehatan diri dan juga kesehatan anak-anak saya karena beberapa kerabat dekat kami harus berpulang akibat penyakit tidak menular namun mematikan seperti Kanker Payudara (Breastcancer), selain Breastcancer jenis kanker yang juga harus diwaspadai oleh para wanita adalah Kanker Leher Rahim atau yang lebih dikenal dengan nama Kanker Serviks.
Jika di flashback ke beberapa tahun belakang, seorang artis pun tak luput dari ganasnya penyakit Kanker serviks ini dan rata-rata penderitanya baru mengetahui ketika sudah berada di stadium lanjut, hal itu menandakan bahwa masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda-tanda, gejala serta pencegahan pada penyakit kanker
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di Indonesia dan menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar. Tanpa intervensi, diperkirakan lebih dari 1,7 juta perempuan di Indonesia akan meninggal karena kanker leher rahim pada tahun 2070. Pernyataan tersebut saya dapatkan dalam sebuah acara peresmian Kampanye Kesehatan yang merupakan inisiatif kolaboratif Kementerian Kesehatan, MSD Indonesia dan Biofarma. Lalu aksi apa saja yang akan dan telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan tersebut? mari kita simak ulasannya...
Kampanye Edukasi Kesehatan "Tenang untuk Menang" Resmi Diluncurkan
Hari Selasa tanggal 13 Agustus 2024 di The Ballroom Djakarta Theater, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, MSD Indonesia dan Biofarma meresmikan kampanye edukasi kesehatan “Tenang untuk Menang” dengan mengusung tema “Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim”. Antusiasme para tamu undangan yang hadir mulai dari para stakeholder, rekan media, Blogger serta member Komunitas Mom sungguh luar biasa. Kami berbondong-bondong datang kesini untuk ikut mendukung para perempuan agar merdeka dari bahaya kanker leher rahim. Acara peresmian terbagi menjadi 3 (tiga) sesi yaitu sesi seremonial, sesi diskusi dengan para pemangku kepentingan di sektor nasional dan sesi diskusi kesehatan dengan para pakar kesehatan
- Seremonial Peresmian Kampanye "Tenang Untuk Menang"
Sesi pertama dibuka dengan welcome speech dari para narasumber yang mewakili stakeholder masing-masing, mereka yang hadir adalah :
1. dr.Yudhi Pramono, MARS, Plt Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2. George Stylianou, Managing Director MSD Indonesia
3. Shadiq Akasya, Direktur Utama Bio Farma
4. Emmanuel Melkiades Laka Lena, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI
5. Dr.TB.Chaerul Dwi Sapta SH, M.AP, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah III Ditjen Bina Pembangunan Kementerian Dalam Negeri
Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia, kanker leher rahim menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi perempuan - dengan 36.964 kasus baru pada tahun 2022, dan menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar. Untuk menanggulangi penyebaran penyakit berbahaya ini, pada 2023 lalu, Presiden Joko Widodo mendeklarasikan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia (tahun 2023-2030), yang pelaksanaannya dipimpin oleh Kementerian Kesehatan.
Dalam sambutannya, Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr. Yudhi Pramono, MARS, dalam sambutannya menyampaikan, “Cakupan imunisasi HPV saat ini telah mencapai 90 persen untuk dosis pertama, dan 95 persen untuk dosis kedua yang menunjukkan imunisasi HPV ini diterima secara luas. Dalam mewujudkan eliminasi kanker leher rahim diperlukan dukungan dan peran berbagai pihak untuk melakukan harmonisasi pelaksanaan imunisasi HPV, skrining HPV DNA, tata laksana lesi pra kanker dan kanker, sehingga dapat mencapai eliminasi kanker leher rahim yang tinggi dan merata.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena yang turut hadir sebagai narasumber pada acara ini. “Sebagai pimpinan Komisi IX DPR RI, saya ingin menegaskan kembali dukungan penuh kami terhadap RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim yang telah dicanangkan oleh Presiden RI pada bulan Desember 2023. RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim tahun 2023-2030 adalah langkah strategis yang melibatkan seluruh elemen masyarakat—pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, hingga individu di komunitas.
Narasumber berikutnya yang hadir adalah Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya. Beliau menyampaikan "Kami di Bio Farma akan terus berkomitmen untuk penyediaan vaksin yang diperlukan oleh program pemerintah maupun untuk kebutuhan masyarakat luas. Tahun 2023, pemerintah telah mencanangkan program eliminasi kanker serviks yang diintegrasikan dalam BIAS. Kami bekerja sama dengan MSD, sebagai perusahaan global yang sudah memiliki reputasi untuk melakukan transfer teknologi guna menghasilkan vaksin buatan dalam negeri yang berkualitas.”
Komitmen untuk mendukung target eliminasi kanker leher rahim juga disampaikan Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou. "MSD terus berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia mengeliminasi kanker leher rahim di Indonesia. Kampanye edukasi kesehatan ‘Tenang untuk Menang’ yang diinisiasi MSD bersama Kementerian Kesehatan dan Bio Farma adalah ajakan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam upaya melawan penyebaran kanker leher rahim, salah satunya dengan melakukan imunisasi HPV.
Pada pelaksanaannya, RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim mengusung empat pilar penting, dengan Pilar 1 berupa pemberian layanan berisi kegiatan vaksinasi, skrining dan tata laksana. Sebagai bagian dari pilar 1, Kemenkes menargetkan 90% anak perempuan usia 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau setara, termasuk yang tidak bersekolah, menerima vaksin HPV lengkap secara gratis melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
- Sesi Diskusi Program Imunisasi HPV Bersama Pemangku Kepentingan dari Sektor Nasional
Di sesi diskusi kedua ini, kita diajak untuk menggali lebih dalam aksi nyata dari Kemenkes dan para Stakeholder dalam kampanye “Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim”. Mesty Ariotedjo, Health Influencer yang bertugas sebagai moderator pada siang hari itu membuka sesi dengan menyebutkan para narasumber yang hadir, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dr. TB. Chaerul Dwi Sapta, Sh., M.Ap, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III Ditjen Bina Pembangunan Kementerian Dalam Negeri
2. dr. Prima Yosephine, Mkm, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan
3. Bapak Minhajul Ngabidin, S.Pd, M.Si Selaku Widyaprada Ahli Utama Direktorat Sd Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Dan Teknologi
4. Dr. Santi Yanti Kalangi, S. Th, M.Pd.K, Kepala Sub Direktorat Pendidikan Menengah Kementerian Agama
Di sesi kedua ini lebih menjelaskan tentang program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang sudah lama di laksanakan oleh pemerintah dan menyasar kepada anak usia 11-12 tahun, dr. Prima Yosephine, Mkm, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan menyampakan bahwa "WHO memberikan pernyataan bahwa kanker leher rahim ini bisa dieliminasi dengan pemberian vaksin di kelompok usia yang belum pernah melakukan hubungan seksual, karena kanker tersebut disebabkan oleh virus dan ada vaksinnya".
Untuk wilayah cakupan layanan imunisasi HPV, Dr. TB. Chaerul Dwi Sapta, Sh., M.Ap, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III Ditjen Bina Pembangunan Kementerian Dalam Negeri menyampaikan bahwa keterlibatan Kepala Daerah, Dinas Kesehatan dan Bappeda penting agar target imunisasi dapat tercapai 90% secara Nasional, saat ini sudah sebanyak 14 provinsi sudah ok, sisanya 24 provinsi yang akan menyusul".
Pada kesempatan yang sama, Minhajul Ngabidin, S.Pd, M.Si Selaku Widyaprada Ahli Utama Direktorat Sd Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Dan Teknologi turut menyampaikan "Edukasi kesehatan pada anak dana remaja sudah mulai dilakukan lewat pengadaan UKS di sekolah juga Gerakan Sekolah Sehat yaitu memfokuskan pada sehat fisik, sehat gizi, sehat imunisasi, sehat jiwa dan sehat lingkungan. dan dilengkapi dengan program BIAS".
Lalu bagaimana dengan masyarakat yang anti vaksin dan tidak mengizinkan anaknya untuk imunisasi HPV? Dr. Santi Yanti Kalangi, S. Th, M.Pd.K, Kepala Sub Direktorat Pendidikan Menengah Kementerian Agama menjelaskan bahwa masyarakat masih banyak yang skeptis dan kurangnya pengetahuan terhadap vaksin, terdapat juga kekhawatiran akan efek samping dan berita hoax yang beredar. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Kementrian Agama bekerja sama dengan Kemendikbud mengedukasi dan menggelar kampanye agar masyarakat cukup pengetahuan akan pentingnya imunisasi".
- Sesi Diskusi Seputar Kanker Leher Rahim Bersama Pakar Kesehatan
Kanker Leher Rahim menduduki peringkat ke-3 kanker terbanyak di Indonesia. Selain itu, di Indonesia, Kanker Leher Rahim jug menjadi salah satu beban pembiavaan kesehatan terbesar. Lebih dari 95% kasus Kanker Leher Rahim disebabkan oleh infek Human Papillomavirus (HPV). Kabar baiknya, imunisasi HPV dapat mencegah > 90% kasus Kanker Leher Rahim yang disebabkan oleh HPV.
Di sesi ketiga ini, kita akan mendengar langsung paparan dari 3 (tiga) orang narasumber yang akan mengupas tuntas seputar kanker leher rahim dan vaksin HPV, mereka adalah :
1. dr. Ivander Ramon Utama , F.Mas, SpOG, Msc, selaku Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan
2. dr. Ellen Rostaty Sianipar, SpA(K), selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi
3. dr. Mellisa Handoko Wiyono selaku Country Medical Lead MSD Indonesia
Paparan materi seputar kanker serviks dimulai oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Ivander Utama F.MAS, SpOG, MSc beliau mengatakan, “HPV adalah virus yang banyak ditemukan dan dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit, terutama melalui hubungan seksual. Langkah pencegahan utama penyebaran HPV adalah dengan pemeriksaan rutin atau skrining, dan yang terpenting, imunisasi HPV. Imunisasi HPV sangat mendesak dilakukan, terutama pada remaja sebelum mereka terpapar virus"
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa vaksin ini efektif dalam mencegah infeksi HPV dan mengurangi risiko kanker serviks. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai lembaga kesehatan global sangat merekomendasikan imunisasi HPV sebagai upaya pencegahan kanker serviks. Imunisasi ini tidak hanya melindungi individu dari infeksi HPV, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan masyarakat dengan mengurangi insiden kanker terkait HPV.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi, dr. Ellen Rostaty Sianipar, SpA(K) mengungkapkan, “Kita semua perlu terus mengedukasi diri mengenai faktor risiko kanker serviks dan upaya pencegahannya, termasuk dengan imunisasi HPV. Imunisasi HPV memberikan perlindungan jangka panjang dari infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa imunisasi HPV yg diberikan pada usia remaja, sangat efektif karena bisa mengurangi risiko kanker serviks hingga lebih dari 90% dan minim efek samping.”
Kesimpulan
1. Wanita memilki resiko untuk mendapatkan infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit lain terkait HPV.
2. Prinsip pemberian imunisasi HPV adalah untuk pencegahan, semakin cepat, semakin baik.
3, Imunisasi HPV pada program bisa diberikan pada anak SD Perempuan kelas 5 & 6 (2 dosis jarak pemberian 1 tahun)
4. Infeksi HPV sangat rentan menjangkit perempuan yang aktif secara seksual maupun yang daya tahan tubuhnya rendah.
5. Kanker mulut rahim (serviks) juga dapat menyerang perempuan yang masih sangat muda.
6. Sangat penting bagi perempuan untuk memahami penyebab dan gejala kanker serviks agar dapat meminimalisir faktor risiko terkena penyakit ini.
7. Kita harus bekerja bersama untuk membuat Program Nasional Imunisasi HPV berjalan dengan baik di Indonesia
8. Kampanye edukasi kesehatan ‘Tenang untuk Menang’ menjadi salah satu upaya kolaboratif, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya imunisasi HPV, serta dampaknya bagi kualitas kesehatan generasi bangsa.
Tenang adalah 80% solusi. Apa lagi kalau lawannya kanker. Dengan vaksin HPV, semoga bisa teratasi, ya
BalasHapusSemoga rezeki kita dan anak2 gadis kita bisa dapat vaksin HPV yaaa. Soalnya harganya juga lumayan. Tapi kalau anak2 katanya dapat dari sekolah bisa ya?
BalasHapusPaling sebel emang sama antivaksin, kyk sok tahu gak mau kena bahan kimia, padahal banyak banget dalam kehidupan mereka jg banyak pakai produk bahan2 dengan rumus kimia berderet.
Semoga kampanye utk vaksin HPV semakin masif dan negeri ini bebas kanker serviks aamiin.
Sampai saat ini kanker leher rahim masih menjadi hal yang patut di waspadai khususnya bagi perempuan. Oleh karenanya cukup penting dilakukan upaya pencegahan misalnya dengan mengendalikan dan mencegah terjadinya peningkatan dengan vaksinasi HPV serta menerapkan gaya hidup sehat dan deteksi dini penyakit kanker serviks
BalasHapusSebagai perempuan, memang perlu banget aware soal kesehatan diri. Apalagi kalau membahas kanker leher rahim yang banyak diidap perempuan. Untung banget ada edukasi dan kampanye Tenang untuk menang ini ya mbak.
BalasHapusBersama kita eliminasi kanker leher rahim ya ka yg trnyata banyak di Indonesia ini. Semoga terus tersedia vaksin hpvnya.aamiin
BalasHapusSkrining dini diperlukan ya, biar lebih peduli dan bisa memahami lagi para wanita akan bahaya kanker serviks. Cuss kita cegah bersama
BalasHapusDengan adanya kampanye vaksin Kanker Serviks masyarakat lebih aware yah mamain
BalasHapus